Produk Industri Agro Melebarkan Pasar Eskpor ke Uni Eropa

Loading

11

BERBINCANG – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto berbincang dengan European Union Commissioner for Agricultural and Rural Development Mr. Phil Hogan (tengah) serta Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Mr. Vincent Guerend sebelum melakukan Bilateral Meeting di Jakarta, 8 November 2016. –tubasmedia.com/ist

 

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Indonesia dan Uni Eropa terus mengembangkan kerja sama perdagangan dan investasi melalui perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif (comprehensive economic partnership agreement/CEPA).

Dalam hal ini, Kementerian Perindustrian RI tengah berupaya memperluas pasar ekspor bagi produk-produk industri dalam negeri ke Uni Eropa.

Demikian disampaikan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto usai melakukan Bilateral Meeting dengan Komisioner untuk Pertanian dan Pembangunan Daerah Uni Eropa Phil Hogan di Jakarta, Selasa (8/11). “Kami telah membahas mengenai perkembangan CEPA Indonesia dan Uni Eropa termasuk terkait pengenaan dumping produk kita seperti minyak sawit, biodiesel dan turunannya,” kata Airlangga.

Menurut Menperin, dalam pertemuan tersebut, pihaknya telah meminta agar produk-produk industri khususnya di sektor agro tidak lagi dikenakan tarif anti dumping sehingga dapat meningkatkan ekspor komoditas Indonesia ke Benua Biru.

“Apalagi, Vietnam dan Singapura tengah memproses pemanfaatan CEPA dengan Uni Eropa, maka kita juga harus bisa lebih berdaya saing,” ujarnya.

Sementara itu, Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto menyampaikan, ada beberapa peluang kerja sama investasi di sektor industri agro yang akan dilakukan Indonesia-Uni Eropa seperti pengembangan produk makanan berbasis susu dan penerapan teknologi penggemukan sapi.

“Kami juga mendorong peningkatan ekspor untuk industri hasil hutan seperti pulp dan kertas,” tuturnya.

Panggah menambahkan, pihak Uni Eropa akan memfasilitasi standarisasi produk-produk industri agro asal Indonesia dengan standar yang berlaku di Uni Eropa.

“Eropa memakai standar yang tinggi, sehingga kita akan lakukan penyesuaian supaya produk-produk dalam negeri bisa masuk ke sana,” jelasnya.

Berdasarkan data BPS, nilai perdagangan Indonesia-Uni Eropa mencapai USD 26,4 miliar pada tahun 2015. Uni Eropa merupakan mitra ke-4 terbesar Indonesia dalam perdagangan luar negeri. Di bidang investasi, Uni Eropa berada pada posisi ke-3 terbesar dengan nilai mencapai USD 2,26 miliar.

Selain itu, Uni Eropa merupakan pasar ekspor non-migas terbesar bagi Indonesia, sehingga jika pasar dibuka lebih luas lagi, akan mendatangkan keuntungan yang lebih tinggi. Pada tahun 2015, nilai perdagangan bilateral dengan Jerman mencapai USD 6,1 miliar, Belgia USD 1,67 miliar, Belanda USD 4,22 miliar, dan Inggris USD 2,55 miliar.(ril/sabar)

 

CATEGORIES
TAGS