Preman Hambat Perkembangan UMKM

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

ilustrasi

JAKARTA, (TubasMedia.Com) – Saat ini pelaku sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) menghadapi masalah internal dan eksternal. Namun, masalah yang paling utama yang harus diselesaikan adalah masalah internal.

“Fokus harus pada masalah internal, karena eksternal itu susah, urusan dengan pemegang kebijakan,” kata Pendamping UMKM dan penggiat Komunitas UMKM BSD Niko Budianto dalam acara Free Klinik Bisnis yang digelar Komunitas Dare To Dare Indonesia di Grand Indonesia Jakarta, pekan lalu.

Niko mengatakan dengan mengurangi masalah internal UMKM bisa lebih mandiri, kuat dan bisnisnya bisa bertumbuh positif sehingga naik kelas. Sementara, masalah eksternal yang dihadapi UMKM, yakni kebijakan yang kontra produktif yakni peraturan perbankan yang menyulitkan permodalan, keamanan dan kenyamanan berusaha.

“Sampai saat ini preman masih ada. Kita sudah sampaikan ini ke dinas karena kalau ini masih ada susah UKM dan investor untuk berkembang,” katanya.

Selain itu, lanjut dia, infrastruktur juga masih kurang karena industri pemukiman yang tumbuh pesat tidak didukung infrastruktur jalan, dan proses perizinan dan sertifikasi yang rumit, lebih mahal dibanding mengurus perizinan di Jakarta.

Masalah internal yang dihadapi pelaku UMKM, antara lain banyak yang bisnisnya belum legal, struktur organisasi sederhana, kebanyakan tidak mempunyai laporan keuangan, jarang memiliki rencana usaha dan model bisnis yang tidak jelas.

“Selain itu, pelaku UMKM kurang inovasi dan kreativitas. Misalnya ada penjual lele gratis, dia ingin buat usaha itu, akhirnya jadi persaingan harga akhirnya sakit semua. Dan masih banyak yang gagap teknologi,” ujar Niko. (red/sis)

TAGS