Politik Identitas itu Jahat, Djarot Salah Satu Korbannya
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat berbicara mengenai politik identitas pada pemilu. Djarot menilai politik identitas jahat dan perlu untuk dihindari.
“Bangsa kita ini dilahirkan sebagai bangsa yang majemuk, yang masing-masing mempunyai identitas, yang masing-masing mempunyai perbedaan. Nah politik identitas itu jahat karena akan mengeksploitir identitas masing-masing, guna apa? Untuk membenci, untuk merenggangkan, guna untuk mencaci identitas yang berbeda,” ujar Djarot di kantor DPP Taruna Merah Putih, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (23/12/2022).
“Masing-masing punya identitas, marilah kita hindari itu. Justru dengan identitas kita masing-masing berbeda-beda ini, justru kita diminta untuk membangun budaya politik yang berkeadaban, yang harga menghargai, hormat menghormati satu sama lain,” sambungnya.
Kemudian, Djarot bercerita pengalamannya terkena politik identitas saat Pilgub DKI 2017. Djarot mengajak masyarakat untuk membangun kesadaran mengenai politik identitas, agar menciptakan toleransi yang kuat.
“Ya kita lihat saja. Seperti di DKI, mungkin tidak ya, tetapi timnya di bawah, warga masyarakat. Ini tugas kita pemimpin bangsa, para calon siapapun itu, untuk bisa membangun kesadaran, menguatkan kepribadian, menanamkan cinta kasih, toleransi satu sama lain. Tidak membiarkan apabila tim-timnya itu, siapapun itu, kemudian melakukan penistaan, penghinaan sampai dengan persekusi, yang maaf ya, saya pernah alami itu di Jakarta,” ujarnya.
Menurutnya, tidak masalah jika seseorang tidak ingin memilih orang tersebut untuk menang dalam suatu pemilu. Namun, dia menyebut jangan menggunakan politik identitas untuk membuat seseorang dibenci.
“Boleh orang tidak memilih, tapi jangan ya kemudian dengan cara membenci, kemudian memfitnah, menakut-nakuti, berjualan ayat. Jangan. Itu tidak baik untuk bangsa ini,” ujarnya.
“Oleh sebab itu politisasi identitas harus dihindari dalam politik yang demokratis, maka tugas kita adalah membangun demokrasi kita yang lebih substansial,” imbuhnya. (sabar)