Perilaku Dalam Berkomunikasi

Loading

Oleh : Enny

Ilustrasi

Ilustrasi

DALAM kehidupan bermasyarakat, kita selalu melakukan komunikasi dengan manusia lainnya. Saat berkomunikasi dapat disertai dengan perilaku yang baik atau buruk. Apabila perilaku baik, komunikasi lancar dan menghasilkan timbal balik yang baik pula. Tidak demikian apabila berkomunikasi dengan perilaku yang kasar, maka akan menimbulkan timbal balik yang kasar pula.

Perilaku seseorang saat berkomunikasi (dalam hal ini berbicara) akan menimbulkan suatu reaksi dari lawan bicaranya. Oleh karena itu, perlu diperhatikan hendaknya janganlah mempunyai kebiasaan bicara seenaknya atau melantur tidak jelas topik pembicaraannya.

Memang sebaiknya kita tidak perlu berbicara yang tidak ada manfaatnya. Sebab berbicara yang melantur atau berbicara yang tidak ada manfaatnya, seperti: suka mengadu, membicarakan kejelekan orang lain, gemar menfitnah dapat menyebabkan cekcok, perselisihan yang tidak ada habisnya, dan menimbulkan ketidakcocokan. Hal-hal seperti tersebut tadi harus dihindari, karena akan meretakkan kerukunan bermasyarakat, dan lebih parah lagi menumbuhkan rasa dengki, iri hati, jahil dan sebagainya.

Bagaimana kita dapat berkomunikasi dengan perilaku yang baik? Salah caranya adalah pikiran kita selalu diarahkan untuk berpikir yang positif atau gunakan pikiran untuk memikirkan hal-hal yang baik-baik saja. Sebab pikiran kita mempunyai hubungan dengan kemauan dan keinginan.

Apabila kita selalu berpikir positif atau berpikir hal-hal yang baik-baik maka kemauan dan keinginan juga selalu menginginkan hal-hal yang baik-baik pula. Contohnya: suatu saat ada orang berbicara dengan kita, ternyata ia berbicara dengan perilaku yang tidak baik. Apabila kita tidak berpikir positif, maka kita akan tersinggung, marah, karena merasa disepelekan dan sebagainya.

Tetapi karena kita selalu belajar untuk berpikir positif, maka perilaku buruk itu tidak akan membuat kita marah, malah kemudian mawas diri, lantas diam atau tidak terpengaruh dengan perilaku buruk tersebut. Keadaan pun menjadi baik-baik saja.

Selain berpikir positif, hendaknya kita menggunakan pancaindra kita untuk hal-hal yang baik saja, seperti lihatlah semua yang baik-baik, dengarlah yang baik-baik, rasakanlah yang baik-baik dan ucapkanlah hal-hal yang baik saja. Oleh karena pancaindra kita adalah jendela hati kita, contohnya: seseorang yang berhati dendam akan terbukti dari caranya melihat, caranya berbicara, cara mendengar dan sebagainya.

Agar kita selalu merasa nyaman saat berkomunikasi dengan orang lain, gunakanlah bahasa yang lemah lembut dan baik. Oleh karena bahasa yang lemah lembut dan baik adalah makanan yang lezat untuk jiwa seseorang, sedangkan kata-kata yang keras dan kasar dapat melukai perasaan seseorang. Berperilaku baik dengan memberikan kasih sayang dalam bahasa yang halus saat berkomunikasi juga akan menguntungkan kita sendiri, sebab budi bahasa yang halus akan meningkatkan derajat kejiwaan kita sendiri, sehingga menjadi pribadi yang matang, dewasa dalam bertindak.

Hal yang kecil tetapi memberi sumbangan besar buat lingkungan sekitar. Apalagi apabila kita adalah seorang pimpiman (pimpinan dalam rumah, dalam lingkungan, dalam perusahaan, lembaga dan sebagainya) berperilaku yang baik saat berkomunikasi akan membangun suasana nyaman, menumbuhkan respek positif dalam lingkungan, suasana kerja yang baik dan sebagainya.

Mari kita berusaha untuk berperilaku baik dalam berkomunikasi, agar dapat mempunyai andil untuk membangun masyarakat yang saling menghargai, menumbuhkan rasa nyaman, saling menghormati, dan akhirnya tumbuhlah masyarakat yang damai, tenang dan tenteram.

Penulis tinggal di Jakarta

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS