Pengiriman Aluminium ke Jepang Masih Normal
Laporan : Sabar Hutasoit
JAKARTA, (Tubas) – Pengiriman alumunium dari PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) ke konsumen Jepang masih berjalan normal, meskipun industri di negara itu terganggu akibat dampak gempa dan tsunami dahsyat pekan lalu.
Dirjen Kerjasama Industri Internasional Kemenperin Agus Tjahajana mengatakan pasokan alumunium dari Inalum hanya 5%-6% dari total kebutuhan Jepang. Aluminium ingot dari Inalum diproses untuk memenuhi kebutuhan industri otomotif, alat listrik, dan produk rumah tangga di negara itu.
“Meskipun Jepang terkena dampak gempa dan tsunami, sampai sekarang pemerintah belum mendapat laporan soal permintaan penundaan dari negara itu,” ujarnya.
Kalaupun ada penundaan, kata Agus, alumunium tersebut bisa digunakan untuk memasok kebutuhan dalam negeri yang hingga kini banyak bergantung pada impor. Industri nasional mengkonsumsi 400.000-500.000 ton alumunium per tahun, tetapi hanya bisa dipasok 100.000 ton per tahun.
“Jadi kalau Jepang belum bisa dikirim, alumuniumnya bisa dipasok untuk kebutuhan domestik. Industri dalam negeri juga sudah siap untuk memproses alloying sendiri,” katanya.
Agus mengatakan dengan adanya program pemulihan pascabencana, Jepang justru akan membutuhkan lebih banyak alumunium dan baja. “Walaupun sekarang harus dikurangi sedikit karena dampak bencana, nanti ketika recovery mereka butuh lebih banyak lagi.”
Mengenai perkembangan perundingan Inalum, Agus mengungkapkan sejauh ini belum ada penjadwalan pertemuan lanjutan perundingan para pihak terkait. Namun, dia mengatakan perkembangan justru terjadi di Tanah Air dengan rencana pemerintah untuk membentuk dua tim teknis yang bekerja di bawah tim perunding. ***