Pelayanan KA Bandara Seharusnya Dipercepat

Loading

Oleh : Anthon P. Sinaga

Ilustrasi

Ilustrasi

PELAYANAN calon penumpang angkutan udara dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) ke Bandar Udara Soekarno Hatta di Cengkareng, sudah perlu ditingkatkan dari pelayanan bus Damri ke angkutan massal kereta api yang bebas hambatan. Sehingga, penundaan pembangunan jalur KA ke Bandara yang sudah lama direncanakan, sangat disesalkan.

Selama ini, kemacetan jalan, khususnya di seputar jalan dalam kota Jabodetabek, membuat angkutan bus Damri tidak bisa lancar sampai ke Bandara, maupun sebaliknya. Tidak jarang pula di jalan tol lingkar dalam kota, baik dari arah Grogol, dari arah Ancol, maupun di jalan tol khusus Sedyatmo sendiri, sering macet, apalagi di musim hujan.

Akibatnya, selain pemborosan bahan bakar untuk mencapai bandara, banyak pula tiket-tiket yang sudah dimiliki calon penumpang terpaksa “hangus” karena ketinggalan jadwal keberangkatan pesawat. Selain kemacetan jalan, bus-bus Damri dari terminal keberangkatan di Bekasi, Depok, Rawamangun, Gambir, dan Blok M juga sering tidak taat waktu. Terkadang sopir dan kondektur menunggu dulu penumpang penuh, baru bus berangkat. Sehingga, pelayanan KA Bandara yang bebas hambatan, sangat dibutuhkan.

Banyak dampak positif bila sudah terlaksana pelayanan KA Bandara ini. Bagi calon penumpang pesawat udara bisa tepat waktu karena banyak pilihan, naik bus Damri, KA Bandara, atau taksi. Dengan tersedianya angkutan penumpang umum yang memadai, maka kendaraan pribadi pun tidak perlu lagi dipakai mengantar penumpang ke Bandara, sehingga jumlah kendaraan di jalan raya akan semakin sedikit. Hal ini pun ada kaitan dengan upaya pemerintah untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di jalan-jalan di Jakarta yang sudah sangat meresahkan.

Sehingga, sangat disayangkan rencana pembangunan KA Bandara yang sedianya sudah ditenderkan pada semester I-2011 ini, diundur menjadi tahun 2012. Diperkirakan, KA Bandara ini baru bisa dinikmati para calon penumpang pesawat udara pada tahun 2014 nanti, atau setelah selesai masa jabatan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono.

Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Tunjung Inderawan memastikan pengunduran itu dua pekan lalu. Alasannya, karena dokumen tender masih harus dikaji PT Sarana Multi Infrastruktur. Yakni, akan dihitung lagi kelayakan finansial serta desain tekniknya. Padahal, kelancaran transportasi ke bandara ini juga merupakan citra Indonesia. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS