Pedagang Pasar Penampungan di Magelang Mengeluh
Laporan: Redaksi
MAGELANG, (Tubas) – Pedagang yang menjadi korban terbakarnya Pasar Rejowinangun yang saat ini menempati pasar penampungan, mengeluhkan sepinya pembeli. Pasar itu terbakar 26 Juni 2008. Hampir 3 tahun para pedagang menempati pasar penampungan, namun hingga saat ini belum ada tanda-tanda pasar lama akan dibangun kembali.
Beberapa waktu lalu memang telah dilakukan peresmian pembangunan pasar yang ditandai dengan peletakan batu pertama di lokasi pasar lama, namun karena pihak investor belum dapat memenuhi nota kesepakatan, akhirnya perjanjian kerja sama pembangunan pasar tersebut dibatalkan. Kini penjual mulai geram, meskipun mereka mengatakan hanya bisa pasrah dengan keadaan.
Supariah, pedagang perabot rumah tangga di pasar penampungan, mengatakan, setiap hari rata-rata seluruh pedagang yang berjualan di pasar penampungan paling banyak hanya mendapatkan Rp 7 ribu yang pastinya tidak sebanding dengan kebutuhan sehari-hari yang harus dikeluarkan.
Pedagang juga mengeluhkan bangunan los yang mereka tempati kini mulai rapuh. Dapat diinformasikan bahwa dari sekitar 2.000 los yang dibangun di pasar penampungan, hanya 400-500 los yang masih digunakan untuk berjualan, selebihnya ambruk karena hanya terbuat dari kayu atau bahkan ada yang dibiarkan kosong karena sepinya pengunjung.
Handoko, yang juga pedagang mengatakan, janji awal, pedagang menempati pasar penampungan hanya sekitar satu tahun. Kondisi pasar penampungan saat ini memprihatinkan karena di saat turun hujan, pasar sangat becek, belum lagi ditambah kamar mandi banyak yang rusak. Sampai saat ini, Pemkot Magelang masih mengupayakan bantuan dana dari pemerintah pusat dan Pemprov Jateng untuk membangun pasar. Selain itu APBD Pemkot Magelang telah menyediakan anggaran Rp 30 miliar. (Albert)