Pasar Obligasi Berpotensi Melemah

Loading

obligasi

JAKARTA, (tubasmedia.com) –  Reza Priyambada, Head of Research PT Woori Korindo Securities Indonesia mengatakan, laju pasar obligasi sepanjang pekan kemarin berbalik melemah seiring aksi jual merespon sentimen yang ada. Salah satunya terkait dengan adanya kenaikan harga BBM yang memberikan imbas pada kenaikan harga sejumlah barang sehingga berpengaruh pada lonjakan inflasi.

“Pelaku pasar sempat menilai dan khawatir jika nantinya kembali terjadi inflasi maka diperkirakan oleh mereka bahwa BI nantinya akan kembali menaikkan suku bunganya. Perkiraan inilah yang mempengaruhi minat transaksi dan terjadi aksi lepas obligasi,” papar Reza, Senin (8/12/14).

Tetapi, efek negatif tersebut makin tereduksi dengan tercatatnya surplus neraca perdagangan bulan Oktober. Masih berlanjutnya laju Rupiah yang cenderung tertekan dengan kembali menguatnya US$ membuat pelaku pasar khawatir akan pergerakan Rupiah ke depannya sehingga pelaku pasar tersebut cenderung melepas obligasinya yang beberapa minggu sebelumnya terapresiasi.

Pergerakan yield secara mingguan berbalik positif dimana mengalami kenaikan di hampir seluruh tenor. Kelompok tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan rata-data yield 0,59 bps; tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan yield sekitar 7,02 bps; dan tenor panjang (8-30tahun) turut mengalami kenaikan yield sekitar 7,15%an.

“Terlihat obligasi pemerintah seri benchmark FR0069 yang memiliki jatuh tempo ±5 tahun berbalik melemah 114,3 bps. Sementara dengan FR0070 yang memiliki jatuh tempo ±10 tahun mengalami penurunan harga 80,3 bps,” jelas Reza.

Dengan telah terpenuhinya target pembiayaan dalam APBN tahun 2014 yang bersumber dari penerbitan Surat Utang Negara maupun Surat Berharga Syariah Negara di pasar perdana dalam negeri maka lelang tersebut di pekan kemarin ditiadakan.

Mulai adanya keinginan profit taking yang didukung kurang kondusifnya sentimen dari dalam negeri terkait dengan pelemahan Rupiah, penilaian akan kembali meningkatnya BI rate untuk meredam inflasi pasca kenaikan harga BBM, hingga penurunan cadangan devisa dapat mempengaruhi pasar obligasi sehingga berpotensi melemah jika tidak diimbangi oleh sentimen positif lainnya.

Jika ada sentimen positif atau jika pelaku pasar memanfaatkan pelemahan sebelumnya untuk dapat kembali mengakumulasi sehingga dapat menahan pelemahan yang terjadi maka kami estimasikan pasar obligasi dapat bergerak menguat dengan minimal perubahan harga obligasi rerata sebanyak 15-25 bps.

Tetapi, jika sentimen negatif dan aksi profit taking masih berlanjut maka harga obligasi pun akan berpotensi melemah hingga minimal rerata 45-60 bps.”Untuk itu, tetap cermati perubahan dan antisipasi sentimen yang ada,” tutup Reza. (angga)

CATEGORIES
TAGS