Menperin Tinjau Industri Manufaktur di Cikarang

Loading

Manufaktur

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Menteri Perindustrian Saleh Husin meninjau beberapa objek industri berbasis manufaktur di Cikarang, Bekasi. Di antaranya, PT Gunung Raja Paksi, PT Gunung Garuda, PT Muliakeramik, dan PT Dynaplast, Kamis (26/2/2015).  Kujungan kerja tersebut dalam rangka mengawal dan memastikan industri prioritas nasional terus berkembang ke arah yang lebih baik sekaligus untuk mengetahui berbagai kebutuhan yang dihadapi oleh dunia industri sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan. Menperin didampingi Dirjen BIM Harjanto.

PT Gunung Raja Paksi dan PT Gunung Garuda adalah industri baja. Industri besi dan baja merupakan salah satu industri prioritas yang berperan penting dalam pengembangan industri lainnya. Di antaranya, besi dan baja digunakan sebagai bahan baku dasar untuk industri galangan kapal, industri di sektor minyak dan gas, industri alat berat, otomotif, dan eletronika.  Selain itu, industri besi dan baja juga menjadi salah satu pendukung utama dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia, yang saat ini terus berkembang.

PT Gunung Garuda (baja profil) dan PT Gunung Raja Paksi (HRC, pelat baja) memiliki kapasitas 1.300.000 ton per tahun. Sementara itu, ekspor baja pada 2014 sebesar USD 2,23 miliar atau naik 16,91% dibanding 2013 sebesar USD 1,91 miliar. Sedangkan impor pada 2014 sebesar USD 12,58 miliar atau menurun 0,19% dibanding 2013 sebesar USD 12,60 Miliar. Untuk melindungi industri baja nasional, pemerintah terus berupaya melakukan beberapa langkah strategis, antara lain, memberlakukan penerapan SNI wajib, pengamanan perdagangan, kenaikan tarif bea masuk, P3DN, serta penurunan harga gas dan komponen kenaikan dasar listrik (TDL).

Saat meninjau PT Muliakeramik, Menperin menegaskan, industri keramik di Indonesia merupakan salah satu kelompok industri yang dapat diandalkan sebagai penggerak berkembangnya industri nasional. Saat ini, terdapat 62 perusahaan yang memproduksi keramik di Indonesia dengan total produksi sebesar 8.298.600 ton atau 95,10% dari kapasitas total 8.726.100 ton per tahun. Sebanyak 87% produksi keramik nasional dijual di dalam negeri dan 13% lainnya diekspor ke negara-negara di kawasan Asia, Eropa, dan Amerika.

Industri lainnya yang dikunjungi Menperin, PT Dynaplast, yang memproduksi plastik. Industri plastik di Indonesia, khususnya industri plastik hilir, berpotensi untuk dikembangkan, karena didukung oleh peningkatan konsumsi dan penggunaan berbagai jenis produk plastik, antara lain, kemasan, komponen otomotif maupun elektronik, serta berbagai macam penggunaan lainnya. (ril/ender)

CATEGORIES
TAGS