Menperin: Rusia Incar Investasi Industri Kapal dan Pesawat

Loading

20151023-Menperin

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Pengembangan infrastruktur yang tengah dipacu oleh Indonesia semakin menarik bagi investor global untuk menanamkan modalnya. Rusia, salah satu raksasa ekonomi dunia turut berminat melakukan investasi beberapa industri di Indonesia.

Hal itu terungkap pada kunjungan delegasi Rusia yang dipimpin Duta Besar Federasi Rusia di Indonesia Mikhail Galuzin di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Jumat (23/10/2015).

“Rusia ingin meningkatkan hubungan kedua negara di bidang ekonomi, khususnya investasi. Mereka ingin masuk ke industri perkapalan, baik penumpang maupun penangkap ikan. Juga pesawat udara, alat berat dan proyek rel kereta di Kalimantan,” kata Menteri Perindustrian Saleh Husin usai menerima delegasi Rusia.

Peluang kerjasama, menurut Saleh, cukup besar apalagi jika melihat nilai total perdagangan mencapai nilai 2,6 miliar USD pada tahun 2014. Kedua negara memiliki kesamaan yaitu punya wilayah yang luas dan sumber daya alam melimpah serta pertumbuhan ekonomi yang pesat.

Negeri Beruang Merah itu kini menduduki peringkat ekonomi terbesar ke-6 dunia dan diakui memiliki keunggulan di bidang riset dan teknologi yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan lokal Indonesia dalam kerjasama bisnis ke depan.

“Kerjasama perusahaan kita dan Rusia di industri manufaktur akan memperkuat peran kita di jaringan suplai global. Kemitraan ini membuka akses lebih luas di pasar komoditas dan investasi dunia,” ulas Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Achmad Sigit Dwiwahjono.

Otomotif dan Dirgantara

Direktur Industri Alat Transportasi Darat di Direktorat Jenderal ILMATE Kemenperin, Soerjono menambahkan, delegasi Rusia juga ingin meramaikan bisnis otomotif khususnya kendaraan roda empat dan alat berat.

“Ini menarik karena akan memeriahkan bisnis otomotif karena selama ini konsumen kita akrab dengan merek Jepang, Eropa, dan belakangan China,” paparnya. Di sektor alat berat, produk Rusia telah dikenal kekuatan dan ketahanannya.

Delegasi Rusia juga mengungkapkan rencana mereka menanamkan modal di proyek kereta api di Kalimantan. Mereka mengincar pula investasi di bidang kedirgantaraan dan perkapalan (shipbuilding).

Diperkirakan saat ini terdapat sekira 15 ribu kapal termasuk penangkap ikan, yang telah berusia 30 tahun ke atas. Separo dari populasi kapal tersebut atau lebih kurang 7000 unit perlu diperbarui.

“Rusia tertarik ke bisnis galangan untuk replacement kapal tua, mereka juga menawarkan teknologi pemetaan posisi ikan berbasis satelit. Ini dapat menjawab keluhan rekan-rekan nelayan yang kesulitan melacak ikan dengan presisi,” kata Soerjono.

Pada pertemuan dengan Menperin, turut pula Dr Alexander Glubokov, pakar biologi dari All-Russia Research Institute of Fisheries and Oceanography serta perwakilan Irkut Corporation (industri pesawat terbang) dan United Shipbuilding Corporation (pembuatan, perbaikan dan pemeliharaan kapal).

Pihak Irkut mengaku berminat untuk ikut mengembangkan pesawat penumpang N219 produksi PT Dirgantara Indonesia. “Mereka memiliki konsep untuk kerjasama, joint-operation produksi pesawat PT DI. Ini peluang kita untuk mendapat teknologi baru, menambah nilai produk dan meningkatkan hubungan dengan perusahaan multinasional,” katanya. (sabar)

CATEGORIES
TAGS