Menperin Berharap Pertamina Masuk ke Industri Hulu

Loading

Laporan: Redaksi

Menteri Perindustrian MS Hidayat

Menteri Perindustrian MS Hidayat

JAKARTA, (TubasMedia.Com) – Menteri Perindustrian MS Hidayat berharap PT Pertamina (Persero) agar bisa masuk ke industri hulu.

“Pertamina disuruh masuk di situ (industri hulu migas) jadi bersama Chandra Asri dan Honam itu bisa memperkuat upstreamnya,” kata Hidayat di sela-sela Raker Kemenperin dengan Pemda tahun 2013, di Jakarta, Rabu.

Raker kali ini, Menperin mengumpulkan 33 Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan Bappeda seluruh provinsi di Indonesia untuk membahas hilirisasi industri.

Menurut dia, industri hulu sebaiknya tidak hanya dikuasai PT Chandra Asri Petrokimia (CAP). Pasalnya di negara lain, industri hulu dikuasai oleh pemerintah melalui BUMN. “Hulu itu pemainnya kalau bisa pemerintah,” katanya.

Hal tersebut penting, menurut dia, karena industri hulu memiliki peran yang strategis sehingga seharusnya dikontrol oleh negara, sedangkan industri hilir diarahkan untuk dimiliki swasta.

Dia menambahkan sektor hulu tidak bisa dikembangkan pihak swasta karena menurut dia, kurang menguntungkan dalam jangka pendek.

Sebelumnya perusahaan petrokimia Jepang PT Asahimas Chemical meminta pemerintah untuk memacu pertumbuhan industri hulu untuk mencukupi kebutuhan bahan baku dalam negeri.

Saat ini, Asahimas berencana melakukan investasi senilai 400 juta dolar AS untuk meningkatkan kapasitas produksi. “Investasi 300 juta – 400 juta dolar AS untuk ekspansi pabrik,” kata Direktur PT Asahimas Chemical Eddy Sutanto.

Dia mengatakan realisasi penambahan kapasitas pabrik dilakukan untuk produksi kaustik soda dan polyvinyl chloride (PVC).

Rencana penambahan kapasitas produksi tersebut dilakukan dengan melakukan perluasan pabrik yang telah ada di Cilegon, Jawa Barat.

Dengan penambahan kapasitas produksi, pihaknya menargetkan peningkatan produksi kaustik soda dan PVC dari 500 ribu ton dan 250 ribu ton menjadi 700 dan 600 ribu ton.

Hidayat mengatakan, pembangunan sektor industri nasional tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat tetapi juga pemerintah daerah baik tingkat provinsi maupun kabupaten kota.

“Pembangunan industri nasional hingga saat ini telah mencapai kemajuan yang positif. Industri pengolahan non migas terus tumbuh dan berkembang secara signifikan termasuk kenaikan pertumbuhan industri 2013,” kata Hidayat.

Ia mengatakan, hilirisasi industri dilakukan untuk mensinergikan pertumbuhan industri antara pusat dan daerah dan menjadikan Indonesia sebagai sasaran investasi.

“Ini juga untuk pemantapan daya saing basis industri manufaktur yang berkelanjutan dan mendorong peningkatan nilai tambah dan industri jasa pendukung dan untuk mendorong industri ke luar Pulau Jawa,” ujarnya. (sabar)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS