Maya Rumantir: Gelorakan Keteladanan

Loading

Laporan: Redaksi

DR. Maya Olivia Rumantir, MA, PhD

DR. Maya Olivia Rumantir, MA, PhD

JAKARTA, (Tubas) – Dalam menyambut HUT ke-66 Kemerdekaan RI, sangat penting menggelorakan keteladanan yang dimulai dari diri kita, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Kalau keteladanan berkembang di dalam kehidupan ini, maka keberhasilan akan dapat diraih, entah sebagai keluarga, sebagai bangsa atau negara.

Hal itu merupakan kesimpulan dari bincang-bincang Tim tubasmedia.com dengan DR. Maya Olivia Rumantir, MA, PhD, di rumahnya di Jakarta Selatan, Kamis (11/8) pekan lalu. Pembicaraan berkisar tema kemerdekaan, moralitas dan sumber daya manusia. Penyanyi pop, artis dan foto model tahun 1980-an ini mendirikan Sekolah Maya Gita tahun 1989 yang bergelut dalam bidang peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Keteladanan jauh lebih penting daripada teori atau pidato. Mengutip perkataan orang bijak, Maya menyebut a good example is the best sermon. “Keteladanan itu juga berarti kejujuran, jangan ada kebohongan. Keberhasilan tidak mungkin didasarkan pada kebohongan,” katanya.

Kalau pemimpin keluarga, masyarakat, bangsa dan negara menjunjung tinggi kejujuran, maka keberhasilan akan diraih. “Tapi nilai kejujuran, budi pekerti, etika dan moral itu harus dimulai dari keluarga, dari rumah,” katanya lagi.

Dikatakan, kalau pemimpin berbudaya dan memiliki hikmat, maka sikap anarkis dan kerusuhan tidak ada di masyarakan dan bangsa. “Kita lahir dari kandungan Ibu Pertiwi yang sama. Sebab itu, seyogianya kita rukun dan damai untuk meraih keberhasilan. Dan juga kita harus memiliki apresiasi terhadap prestasi dan keberhasilan putra bangsa, putra Ibu Pertiwi itu,” kata Maya kelahiran Ujung Pandang 47 tahun lalu itu.

Ketika Maya diminta untuk mencalonkan diri jadi Gubernur Sulawesi Utara tahun 2009, ia hanya mengikuti bimbingan Tuhan dan mengikuti dasar iman meski akhirnya ia mundur. Ia berprinsip pada pada visi “Panca Asa Mulia” yaitu bermoral, berkualitas, bersinar, damai dan sejahtera. Itu juga merupakan prinsip yang dianutnya dalam kehidupan ini.

Maya berharap, masyarakat bangsa dan negara ini pun dipimpin atas dasar prinsip-prinsip itu. Sikap moral yang baik akan menjadi dasar dari keberhasilan dalam melakukan sesuatu.

Kita seharusnya mampu membina kehidupan harmonis di antara sesama anggota masyarakat yang berbeda secara suku, agama, ras dan antargolongan. Itulah kebhinekaan atau pluralitas yang harus kita hormati. “Tapi menurut pengamatan saya, politik praktis sudah menunjukkan gejala tidak bermoral. Dalam hal ini perlu digelorakan keteladanan,” katanya.

Motivasinya dulu mendirikan Sekolah Maya Gita adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Manusia yang berkualitas adalah manusia yang bisa membangun dirinya dan orang lain dan kualitas manusia terpancar dari sikap dan perilaku positif yang keluar dari dirinya. Ia tahu melakukan sesuatu dan bertanggungjawab atas apa yang dia lakukan.

“Setiap hasil yang dicapai harus berangkat dari sikap kerja keras. Jika seseorang rajin, tekun, memiliki keteladanan dan kesetiaan, maka ia akan menjadi insan yang berhasil,” katanya.

Selain itu, katanya, suasana damai harus tercipta lebih dulu agar setiap orang bebas, nyaman dalam bekerja dan berusaha. Jangan biarkan rasa khawatir menguasai hidup kita; rasa khawatir akan menghabiskan energi kita dan pada gilirannya akan melahirkan kegagalan yang tidak kita inginkan. Sebab itu, mari kita saling menghormati dan mengasihi agar tercipta keamanan dan ketenteraman. “Ini adalah sisi-sisi kemerdekaan yang sesungguhnya,” katanya.

Selanjutnya, katanya, tentu kesejahteraan harus dicapai seluruh masyarakat dan bangsa. Tapi hal ini masih jauh, kelihatannya, karena masih banyak masyarakat kita yang berada dalam kemiskinan. Ini tantangan untuk mengisi kemerdekaan. Masih banyak anggota masyarakat yang memerlukan perhatian. (apul/ender/sabar)

CATEGORIES
TAGS