Mahasiswa Jakarta Serukan Tolak Prabowo

Loading

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang tergabung dalam Tim Aksi Reds Soldier Fakultas Ilmu Sosial (FIS) menggelar aksi tolak politik dinasti di Jalan Raya Pemuda Rawamangun, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, Kamis (11/1). Mahasiswa juga memberikan lembaran koran yang berisikan tentang pelanggaran HAM. Tertulis juga beberapa nama yang telah menjadi korban pelanggaran HAM tersebut.

Di halaman koran yang serupa tertulis juga ‘Politik Dinasti Ancaman Bagi Demokrasi’ dengan gambar dasar atau background koran wajah Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto. Selain itu, mereka juga membagikan stiker bertuliskan ‘Indonesia Menolak Politik Dinasti dan Penculik!’.

Komandan Reds Soldier FIS UNJ, Ibra Fabian mengatakan pemerintah seakan terbuka jelas melakukan politik dinasti dan praktiknya tersebut bisa dilihat saat ini.

“Pemerintah lalu melihat politik dinasti seperti mereka benar-benar mendapatkan apa yang mereka inginkan, karena kami lihat sendiri kalau semisalnya kemarin dari putusan Mahkamah Konstitusi (MK) pun itu sudah menjabarkan secara jelas dan pemerintah perlu memberhentikan adanya politik dinasti,” kata Ibra.

Ibra menuturkan aksi tersebut juga menyampaikan aspirasi terkait tuntutan untuk menuntaskan dan adili para pelanggar Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia.

“Sebenarnya hal yang seperti itu kami tidak menyerang salah satu Pasangan Calon (Paslon) secara jelas, kami juga bukan pendukung salah satu paslon tapi memang kalau dilihat dan sesuai hal berita-berita, sesuai dengan sejarah memang bapak yang satu itu (Prabowo) memang juga sudah menjurus kepada pelanggaran HAM, jadi memang berita-berita yang kami sekarang itu menjurus kepada beliau,” ucap Ibra.

“Kami pengin hukum berat para koruptor karena dari data yang kami lihat 60 persen para koruptor ini diisi oleh para politisi, yang mana pada saat ini pada saat Pemilihan Umum (Pemilu) koruptor ini masih bisa untuk mencalonkan sebagai legislatif,” jelasnya.

Ibra menambahkan pihaknya berharap pemerintah dapat memperhatikan mengenai harga bahan pokok yang dinilai saat ini tengah tinggi.

“Kami ingin menurunkan adanya harga bahan pokok karena kemarin kami lihat sekarang bahan-bahan pokok itu sudah cukup cukup naik. Seperti tahun-tahun lalu di mana minyak naik banyak dan mahasiswa sudah bergerak namun pada akhirnya banyak penyakit tersebut pun masih di harga yang sama,” tuturnya.

Ibra menegaskan aksi tersebut akan kembali dilakukan dengan jumlah massa yang lebih banyak jika tuntutan mereka tidak direspons oleh pemerintah. “Tindakan kami pada hari ini tentunya sudah berkonsolidasi dengan seluruh kampus yang ada di Indonesia tercatat ada 780 titik kampus. Jadi, kalau aksi-aksi yang seperti ini masih belum mempunyai efek yang besar mungkin saja akan ada persatuan dari seluruh elemen masyarakat untuk bisa menggerakkan hal yang lebih besar lagi,” kata Ibra. (sabar)

CATEGORIES
TAGS