Laju Pasar Obligasi Pekan ini Dimungkinkan Berlanjut Positif

Loading

index

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Head of Research NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada memaparkan, berbaliknya sentimen positif pada pasar obligasi global secara tidak langsung berimbas pada turut positifnya laju pasar obligasi di dalam negeri pada pekan kemarin.

Meski hanya naik tipis namun sudah cukup baik mengimbangi laju sebelumnya yang tampaknya kurang fit. Membaiknya laju pasar obligasi dan treasury di AS meski rilis data government payrolls, manufactruing payrolls, hingga non farm payrolls nya menunjukkan penurunan dan tetapnya unemployment rate.

“Dengan lemahnya rilis data-data tersebut memberikan penilaian kemungkinan tertundanya percepatan kenaikan suku bunga The Fed,” tutur Reza, Senin (13/4/15).

Kekhawatiran pelaku pasar sedikit mereda dan kembali mencoba tune in ke pasar obligasi. Di sisi lain, meski obligasi di Zona Eropa sempat melemah seiring kekhawatiran masalah pembayaran utang Yunani namun, mampu berbalik positif setelah petinggi-petinggi Yunani menyatakan kesanggupan bayarnya dan memberikan sentimen positif.

Tentunya berita-berita tersebut memberikan sentimen positif. Termasuk juga laju Rupiah yang dapat positif di pekan kemarin. Terlihat pergerakan harga obligasi, khususnya harga obligasi Pemerintah yang mampu berbalik naik yang terefleksi dari turunnya yield yang merata pada seluruh tenor.

Penurunan yield rata-rata yang terbesar diraih oleh obligasi tenor menengah (5-7 tahun). Kelompok tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan rata-data yield 2,75 bps; tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan yield sekitar 9,68 bps; dan tenor panjang (8-30 tahun) turut mengalami penurunan yield hingga 8,16 bps.

Terlihat obligasi pemerintah seri benchmark FR0069 yang memiliki jatuh tempo ±4 tahun berhasil berbalik naik harganya meski tipis hingga 6,71 bps. Sementara dengan FR0070 yang memiliki jatuh tempo ±9 tahun berbalik naik harganya hingga 95,76 bps.

Di pekan kemarin, Pemerintah Indonesia telah melaksanakan Lelang Surat Utang Negara (SUN) untuk seri sebagai berikut:

a. Seri SPN-S08102015 (new issuance) dengan pembayaran bunga secara diskonto dan jatuh tempo pada tanggal 8 Oktober 2015;

b. Seri PBS006 (new issuance) dengan pembayaran bunga secara diskonto dan jatuh tempo pada tanggal 15 September 2020;

c. Seri PBS007 (reopening) dengan tingkat imbalan sebesar 9,00% dan jatuh tempo pada tanggal 15 September 2040;

d. Seri PBS (reopening) dengan tingkat imbalan sebesar 7,00% dan jatuh tempo pada tanggal 15 Juni 2016.

Total penawaran yang masuk sebesar Rp5,4 triliun dimana seri SPN-S08102015 memiliki penawaran yang masuk lebih tinggi sebesar Rp 2,7 triliun dengan nilai yang dimenangkan ialah sebesar Rp 500 miliar.

Di sisi lain, untuk total keseluruhan penawaran yang dimenangkan senilai Rp 2,64 triliun. Total penawaran yang masuk lebih tinggi dari total penawaran yang masuk sebelumnya sebesar Rp 3,25 triliun namun, dengan penyerapan kali ini yang lebih rendah.

Dari empat seri SBSN yang di tawarkan, Pemerintah menyerap seluruhnya. Yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan untuk setiap seri a.l Seri SPN-S08102015 (5,79%); Seri PBS006 (7,41%); Seri PBS007 (8,13%); dan Seri PBS008 (7,07%). Dari sisi bid to cover ratio memperlihatkan bahwa angka yang paling besar rasionya senilai 5,40x pada seri Seri SPN-S08102015 yang berdurasi lebih pendek.

“Meski sempat membuat kami khawatir namun, laju pasar obligasi mampu berbalik naik meski tipis. Adanya beberapa sentimen positif sekaligus berkurangnya kekhawatiran pelaku pasar terhadap makin melemahnya Rupiah dan peluang kenaikan The Fed mampu membuat pasar obligasi bergerak positif,” jelas Reza.

Meski kali ini, pemerintah melakukan penyerapan dalam angka yang lebih rendah dari sebelumnya namun, telah melewati target indikatif. Tentunya masih diharapkan berlanjutnya sentimen positif, termasuk masih akan tetapnya level BI rate saat ini untuk mendukung penguatan lanjutan dari pasar obligasi.

Di pekan ini, laju pasar obligasi dimungkinkan berlanjut positif dengan asumsi tidak terdapat data-data makro yang menimbulkan aksi jual. Kemungkinan laju harga obligasi akan bergerak dengan rentang ±45 hingga 90 bps. Untuk itu, tetap cermati perubahan dan antisipasi sentimen yang ada. (angga)

CATEGORIES
TAGS