Korban Lahar Dingin Merapi Menunggu Huntara

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

MAGELANG, (Tubas) – Pengungsi korban lahar dingin Gunung Merapi asal Desa Sirahan, Salam, Magelang, Jateng masih menunggu kepastian tentang rumah hunian sementara (Huntara). Para pengungsi sejak 9 Januari 2010 tinggal bersama-sama di Tempat Pengungsian Akhir (TPA) di Desa Tanjung, Kecamatan Muntilan.

Mereka tidak memiliki rumah karena rusak, hanyut dan hilang diterjang lahar dingin Gunung Merapi. “Nasib kita kok berbeda-beda ya?” tanya Ganis Puspo Sadoro, seorang korban aliran lahar dingin Gunung Merapi di Dusun Salakan.

Perbedaan yang dirasakan Ganis adalah perbedaan perlakuan terhadap sesama korban lahar dingin dari Dusun Gempol, Desa Jumoyo. Di sana, sebagian Huntara telah selesai dan sebagian lagi masih dibangun. “Sudah sekian lama, mengapa Huntara bagi kami belum kunjung jadi. Rencana untuk membuat saja belum,” ungkapnya.

Abe Riyadi, Sekdes Desa Sirahan menjelaskan berdasarkan informasi yang diterima, warga pengungsi akan dibuatkan Huntara di Lapangan Mancasan Desa Gulon sekitar 3,5 kilometer dari Desa Sirahan. Di lokasi tersebut, akan dibangun 125 Huntara. Proses pembangunan telah dimulai sekitar satu bulan lalu. Namun, saat ini pembangunannya tersendat.

Di Desa Sirahan ada 172 rumah yang rusak berat, hanyut, dan hilang akibat banjir lahar dingin, sehingga warga membutuhkan Huntara. Sekitar 500 jiwa warga Sirahan dari Dusun Sirahan, Salakan, Gedolon, dan Jetis saat ini mengungsi . (tedi ir)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS