Kenapa Indonesia Masih Didominasi Baja Impor ?
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Dari sekitar 14 juta ton kebutuhan baja nasional tahun 2017, Indonesia baru mampu memasok kurang dari 7 juta ton sehingga Indonesia masih harus mengimpor sekitar 8 juta ton baja.
Hal itu dikatakan Direktur Industri Logam, Ditjen ILMATE, Kementerian Perindustrian, DR Doddy Rahady kepada wartawan di Jakarta kemarin.
Namun lanjutnya, angka impor baja yang masih mendominasi pasar dalam negeri, secara pelahan akan dikurangi, melalui semakin gencarnya investasi di sektor industri logam baja yang mengalir ke Indonesia.
Sementara itu, informasi yang diperoleh tubasmedia.com menyebut produksi baja domestik tahun ini ditargetkan naik 5 persen dari tahun lalu. Permintaan terhadap baja nasional pada 2016 tercatat sebesar 12,6 juta ton, sedangkan industri dalam negeri hanya mampu memenuhi pasokan baja sebesar 6 juta hingga 7 juta ton setiap tahun.
Sementara itu, kapasitas produksi baja domestik sebesar 8 juta hingga 9 juta ton per tahun. Kurang optimalnya utilisasi oleh produsen baja akibat tekanan baja impor dari Tiongkok.
Menurut Doddy, impor baja itu sebenarnya masih akan diteliti secara bijak, apakah produk yang diimpor itu benar-benara belum diproduksi di dalam negeri atau tidak.
Nyatanya, lanjut Doddy, ada banyak produk baja yang diimpor, ternyata sudah bisa diproduksi di dalam negeri. ‘’Tapi kenapa masih ada konsumen yang lebih memilih baja impor ketimbang produk dalam negeri. Jawaban ini yang masih terus kita pelajari,’’ jelas Doddy.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk menahan laju impor baja di antaranya dengan menerbitkan peraturan tentang ketentuan impor besi atau baja pada awal 2017, serta insentif pengurangan biaya energi. (sabar)