Kekuatan GaMa Ada Sama Rakyat, Bukan di Parpol

Loading

Oleh: Sutrisno Pangaribuan

 

PASANGAN Ganjar-Mahfud MD (GaMa) sengaja memulai langkah pertama dari Tugu Proklamasi untuk memberi pesan sekaligus arah perjuangan politik GaMa kepada seluruh rakyat Indonesia.

Bahwa GaMa akan melanjutkan dan mewujudkan cita- cita proklamasi kemerdekaan Indonesia, sebagai negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur sebagaimana termaktub pada alinea keempat pembukaan UUD 1945.

GaMa ingin meneguhkan dan menegaskan komitmen sebagai dwitunggal baru dengan latar belakang, kaum nasionalis dan Islam sebagai role model kepemimpinan nasional yang dirintis dan dipelopori Soekarno- Hatta.

GaMa dan seluruh Parpol pengusung dan pendukung, relawan, simpatisan dan rekan juang politik, naik mobil pick up dari Tugu Proklamasi ke KPU RI. Bersama rakyat, GaMa melangkah pasti dari titik nol Indonesia, tempat dimulainya babak baru Indonesia merdeka. GaMa memulainya dari tugu proklamasi sebagai komitmen awal untuk mewujudkan dan mengerjakan cita- cita proklamasi.

Pendaftaran pasangan GaMa dipimpin Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri (Mega) bersama Plt. Ketum PPP, Mardiono, Oesman Sapta Odang (OSO), Ketum Hanura dan Ketum Perindo, Hary Tanoesoedibjo.

Dalam pendaftaran tersebut, Ganjar mengenakan kemeja hitam, sedang Mahfud berkemeja putih. Ganjar menjelaskan, warna tersebut mengisyaratkan sikap dan pilihan yang tegas, hitam atau putih, bukan abu- abu.

Penegasan warna GaMa tersebut selaras dengan komitmen pasangan tersebut untuk menciptakan pemerintahan yang bersih, bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Demikian juga dengan penegasan bahwa Pancasila sebagai idiologi bangsa yang sudah final, sehingga segala bentuk tindakan yang hendak mengubah dan menggantinya harus dilawan.

Warna pakaian pasangan GaMa tersebut sebagai simbol dari pemimpin yang, berani, lurus, percaya, dan tegas, dengan niat tulus dan suci.

Mahfud sengaja mengenakan kemeja putih yang telah disiapkannya jelang Pilpres 2019, saat Mahfud diminta menjadi cawapres Jokowi. Namun karena tekanan politik, berupa ancaman keluar dari parpol anggota koalisi gemuk yang mengusung Jokowi 2019, akhirnya Mahfud terpaksa menyimpan kemeja putih selama 5 tahun di lemari ibunya.

Kemeja putih tersebut dipakai Mahfud hari ini sebab tidak ada lagi parpol yang mengancam keluar dari koalisi. Mahfud menjadi satu- satunya pilihan yang mampu menambah kekuatan Ganjar. Pengalaman Mahfud membuktikan bahwa kesetiaan untuk terus mencintai Indonesia membuat anak bangsa selalu punya harapan. Alam tidak menghendaki kemeja putih Mahfud hanya tersimpan di lemari ibunya.

Butuh Koalisi Besar

Koalisi parpol yang mengusung dan mendukung pasangan GaMa sebagai koalisi ramping, sementara untuk memenangkan Pilpres dibutuhkan koalisi besar (koalisi bersama rakyat). Rakyat sebagai pemegang kedaulatan dalam sistem demokrasi, yang harus dilibatkan sehingga meski hanya diusung dan didukung oleh empat parpol, GaMa diyakini mampu memenangkan Pilpres 2024.

Latar belakang Ganjar dan Mahfud sebagai orang ‘’biasa’’, yang memiliki identitas yang sama dengan mayoritas rakyat Indonesia sebagai orang ‘’biasa’’ akan menjadikan GaMa memenangi pilpres.

Pasangan GaMa juga bukan bagian dari dinasti politik manapun dan tidak akan membangun dinasti politik baru, jika berhasil memenangi Pilpres 2024.

GaMa memilih mewakafkan dirinya semata- mata demi bangsa dan negara, demi rakyat, bukan demi anak, menantu, cucu, atau keluarganya. Maka visi, misi dan program politik GaMa seluruhnya diarahkan dalam rangka melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia.

Koalisi parpol pengusung dan pendukung GaMa harus bekerja keras dalam ‘’merebut’’ dan ‘’membujuk’’ hati rakyat agar dapat memenangkan Pilpres 2024. Untuk membantu parpol mewujudkan kemenangan GaMa, maka Kongres Rakyat Nasional (Kornas) sebagai wadah berhimpun dan berjuang rakyat dalam mewujudkan tujuan dan cita- cita bangsa Indonesia secara sadar membentuk wadah perjuangan sebagai rekan juang politik pasangan Ganjar dan Mahfud sejak Rabu (18/10/2023), yakni ‘’GaMa Centre’’ yang akan menjadi pusat informasi dan pergerakan GaMa. Maka untuk memenangkan pasangan Ganjar dan Mahfud, ‘’GaMa Centre’’ menyampaikan ide dan gagasan sebagai berikut:

Pertama, kemenangan GaMa hanya dapat diperoleh jika dan hanya jika ada kerjasama yang baik antara sesama parpol pengusung dan pendukung, antara parpol dengan relawan, simpatisan dan rekan juang politik. Tidak boleh ada dominasi satu parpol terhadap parpol lainnya, dan tidak boleh ada dominasi parpol terhadap relawan, simpatisan, dan rekan juang politik.

Kedua, kemenangan GaMa akan ditentukan oleh rakyat, bukan oleh parpol, tim pemenangan, relawan, simpatisan dan rekan juang politik. Maka segala bentuk kesombongan, keangkuhan dan percaya diri berlebihan harus dihindari GaMa dan seluruh tim sehingga rakyat tidak berjarak dengan GaMa.

Ketiga, segala bentuk proteksi, kanalisasi akses dan sikap eksklusif harus dihindari oleh GaMa dan tim. Kekuatan GaMa ada pada identitas orang ‘’biasa’’ yang sama dengan mayoritas rakyat Indonesia.

Keempat, GaMa harus memastikan identitas sebagai pasangan anti korupsi dengan tidak memberi hadiah atau janji baik uang maupun sembako kepada rakyat agar memilih GaMa. Rakyat tidak menghendaki GaMa berhutang kepada bandar politik, kelompok oligarki yang akan menyandera GaMa.

Kelima, seluruh relawan, simpatisan, rekan juang politik GaMa harus bergotong royong membantu PDIP, PPP, Hanura dan Perindo untuk memenangi Pileg minimal 51% dari total kursi DPR RI. Sebab jika GaMa memenangi Pilpres, maka harus didukung kekuatan legislatif, sehingga tercipta stabilitas politik di parlemen agar program GaMa berjalan dengan baik.

Jangan Libatkan Keluarga

Keenam, GaMa harus berorientasi pada upaya merebut dan membujuk hati rakyat melalui penyampaian ide, gagasan dan program politik yang riil, sederhana dan masuk akal. Rakyat membutuhkan pemimpin yang jujur, terbuka, apa adanya, yang menunjukkan kemampuan membuktikan kata sama dengan laku.

Ketujuh, rakyat membutuhkan komitmen dari GaMa untuk tidak melibatkan putra, putri, menantu, cucu dan keluarga dalam urusan pemerintahan dan politik jika rakyat memberi amanah sebagai presiden dan wakil presiden 2024. Komitmen tersebut sebagai wujud konkret dari kesungguhan membangun pemerintahan yang bebas dari KKN dan politik dinasti.

Kedelapan, kelompok penyandang disabilitas selalu mengalami peminggiran dan diskriminasi oleh pemerintah dan masyarakat baik struktural maupun kultural. Keberpihakan terhadap penyandang disabilitas masih sebatas make up, maka ‘’GaMa Centre’’ secara konkrit meminta GaMa membentuk Kementerian Perlindungan, Pemberdayaan Penyandang Disabilitas sehingga seluruh program aksi pemerintah terkait penyandang disabilitas ditangani kementerian tersebut.

‘’GaMa Centre’’ sebagai rekan juang politik (bukan relawan) akan terus berjuang bersama GaMa untuk memenangkan rakyat di Pemilu 2024.(Penulis adalah Presidium GaMa Centre  dan Presidium Kornas, tinggal di Jakarta)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS