Kabinet Baru Langsung Kerja

Loading

Oleh: Enderson Tambunan

Kabinet Kerja berfoto bersama di halaman Istana Negara, Jakarta Minggu (26/10)

Kabinet Kerja berfoto bersama di halaman Istana Negara, Jakarta Minggu (26/10)

PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) berulang kali mengucapkan kerja, kerja, dan kerja. Maka, amat tepat kabinet baru yang dipimpinnya langsung bekerja. Banyak masalah yang harus diselesaikan. Banyak gagasan yang yang harus diwujudkan. Banyak acara yang mesti dihadiri dan banyak inspirasi rakyat yang mesti ditindaklanjuti.

Bagian dari arus bekerja dan bekerja telah ditunjukkan oleh Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Beberapa jam setelah para menteri dilantik, Presiden Jokowi langsung menyelenggarakan sidang kabinet pertama. Tiada lagi acara perkenalan atau seremonial lainnya. Semua hal seperti itu sudah cukup pada saat kabinet diumumkan di halaman Istana, Jakarta, Minggu (26/10) sore. Saat itulah para menteri Kabinet Kerja itu diperkenalkan kepada publik.

Seperti kita ketahui, presiden dan wakil presiden hasil Pemilu 2014 dilantik pada Sidang Paripurna MPR tanggal 20 Oktober 2014. Lalu, susunan kabinet diumumkan 6 hari kemudian, yakni 26 Oktober 2014. Memang undang-undang memberikan kesempatan selama 14 hari kepada presiden baru untuk menyusun kabinetnya. Tentu lebih baik jika kabinet sudah siap dan bekerja lebih awal setelah presiden dilantik. Itu biasa dilakukan oleh pemerintah baru, baik di negari kita maupun di mancanegara. Dengan begitu pemerintah baru dapat langsung “tancap gas” melaksanakan tugasnya, dalam upaya menuju Indonesia Baru, seperti yang dicita-citakan.

Dalam sidang kabinet perdana tentu sudah jelas arahan dan instruksi yang disampaikan oleh presiden kepada menterinya. Sidang kabinet itu menjadi titik start untuk bekerja hingga lima tahun mendatang. Dengan demikian, kita mengasumsikan para menteri sudah mengetahui dan memahami tugas-tugasnya untuk jangka pendek, menengah, dan panjang.

Terkait dengan itu, kita berharap jajaran menteri langsung mengadopsi gaya dan langgam kerja yang diterapkan presiden dan wakil presiden. Di kementerian, umpamanya, tidak perlu lagi acara seremonial, sambut-pisah, menteri baru dan menteri lama. Aktivitas, datang dan pergi, lebih bagus mengalir begitu saja. Menteri, staf inti, dan jajarannya langsung bekerja. Menyatukan langkah dan mengembangkan aktivitas untuk mencapai tujuan. Hal itu dapat dilaksanakan mengingat setiap kementerian sudah memiliki kelengkapan, program, dan arus aktivitas, yang pasti membantu menteri dalam mengoordinasikan, melaksanakan, dan mengawasi seluruh kegiatan kementerian.

Kita pun berharap untuk sementara waktu tidak terjadi mutasi pejabat-pejabat penting di kementerian dengan datangnya menteri atau pemimpin baru, kecuali untuk mengisi struktur organisasi yang kosong atau baru lantaran perubahan nomenklatur kementerian. Dengan demikian, menteri dapat konsentrasi untuk bekerja dengan kecepatan tinggi, setelah mengenali secara utuh kementerian yang dipimpinnya. Gaya bekerja dan bekerja hendaknya terus bersemi dalam pemerintahan sepanjang lima tahun kabinet Jokowi –JK. ***

CATEGORIES
TAGS