Jokowi Diingatkan Hati-Hati dalam Bertindak

Loading

jok

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Pengamat Politik dari Universitas Indonesia (UI), Muhammad Budyatna mengingatkan Presiden Joko Widodo untuk hati-hati dalam bertindak. Jokowi diingatkan tidak merusak tatanan demokrasi ataupun hukum di Indonesia hanya untuk menyalurukan hasrat berkuasanya.

“Jangan merusak tatanan hukum dan demokrasi yang sudah coba kita bangun. Hidup ini enggak semata-mata hanya untuk mengejar kekuasaan, tapi juga melaksanakan amanah dan kewajiban,” kata Budyatna kepada wartawan di Jakarta, Kamis (26/3/2015).

Dia pun mencontohkan semua tatanan kehidupan berkembangsaan saat ini menjadi heboh dan kisruh sejak Jokowi menjadi presiden karena pelanggaran demi pelanggaran yang dilakukan Jokowi termasuk melanggar janji-janjinya untuk bekerja untuk rakyat dan tidak untuk kekuasaan.

“Dari sejak awal mulai dari walikota, gubernur, presiden tidak ada hentinya nafsu kekuasaannya. Setelah jadi presiden kehebohan dan kekisruhan masih berlanjut di lemaga-lemaga negara, di DPR, DPD, MPR, Kejaksaan Agung, Pembentukan kabinet, Polri, Kemenkumham. Semua mau dikuasai,” jelasnya.

Dia yakin bahwa Jokowi tahu tentang hal itu dan memahami apa yang terjadi. Dia pun mencontohkan betapa pemilihan kapolri menjadi kisruh karena Jokowi. “Di awal seperti terlihat pencalonan Budi Gunawan karena menuruti perintah Megawati, tapi belakangan setelah disetujui DPR, dia menolak untuk melantik. Ini artinya Jokowi tidak bisa ditekan Megawati kan,” tegasnya.

Begitu juga dengan kisruh partai yang disebabkan oleh Menkumham Yasona Laoli yang notabene anak buahnya. Tidak mungkin Yasona melakukan hal itu dilakukan sendiri tanpa sepengetahuan atasannya atau presiden.

“Jika Yasona melakukan hal itu sendiri,tidak mungkin hal itu dibiarkan.oleh Jokowi. Jokowi pasti tahu perbuatan anak buahnya mencederai demokrasi dan hukum, tapi toh tidak ada tindakan terhadap Yasona,” paparya.

Jokowi pun diingatkan untuk bisa menerima kritik dan tidak hanya menerima masukan-masukan para penjilatnya. Bagaimanapun kritik itu ibarat obat yang menyehatkan, sementara apa yang dilakukan para penjilat adalah racun yang harus dijauhi.

“Orang-orang partai yang belakangan bergabung kepada Jokowi adalah orang-orang pragmatis yang tidak punya loyalitas.Mereka Cuma sedang mencari makan meski harus menjilat. Tapi Jokowi harus hati-hati karena jilatan itu beracun yang bisa membunuhnya,” pungkasnya.(nisa)

CATEGORIES
TAGS