Jalan ke Bahagia

Loading

Oleh : Tr. Soemodihardjo

Ilustrasi

Ilustrasi

HATI gembira yang sungguh-sungguh adalah hati yang berisi ketenteraman batin yang tidak dapat diputuskan atau diganggu oleh kejadian-kejadian/keadaan lahir.

Sesungguhnya pikiran yang tenang atau hati yang tenteram itu berarti berani menghadapi cobaan-cobaan dan kesukaran-kesukaran di dalam berjalan di Jalan Benar dengan tidak ada rasa takut sedikit pun, saat itulah seseorang selalu ingat kepada Tuhan dan Rasulnya. Ia senantiasa berlindung di bawah kekuasaan Tuhan, hal itu juga menandakan bahwa ia telah sabar.

Sabar yang berarti ia dapat menerima dengan enteng segala kesusahan-kesusahan yang datang dalam kehidupannya sehari-hari, dan dapat menjauhkan dari hal-hal yang sepele tentang keduniawian; yaitu hal-hal yang tidak abadi. Di mana kebanyakan manusia sebagian besar menggunakan waktunya untuk memikirkan hal-hal yang sepele itu.

Ini bukan berarti bahwa orang harus tidak mengindahkan kewajibannya. Kewajibannya tidak boleh dilupakan, karena kodrat manusia sudah seharusnya bekerja mencari penghidupan dan memberi nafkah keluarga, tetapi hatinya tidak sampai terikat oleh masalah keduniawian yang tidak abadi.

Hal inilah yang membuat hati tenteram, dan jika pada suatu ketika ia ditinggalkan oleh kekayaannya atau barang-barang yang dicintainya ia tetap dalam suasana tenteram. Jadi, walaupun menghadapi keadaan sakit, susah, kehilangan dan lain-lain, ia tidak tergoda lagi, karena sadar bahwa semua itu ada dalam kekuasaan Tuhan, dan semua terjadi karena Tuhan memberi peringatan, agar supaya manusia sadar pada dosanya dan mohon pengampunan Tuhan. Ia telah bersumpah dalam hatinya tidak akan berbuat yang tidak sesuai dengan petunjuk Tuhan dalam mengatasi masalahnya.

Sebenarnya, semua kejadian yang dialami manusia merupakan buah perbuatannya yang lalu, dan kini harus dipetiknya. Mungkin dulu telah menanam benih yang tidak baik yang tanpa disadarinya kini berbuah. Wujud buah yang tidak baik dapat berupa sakit (karena tidak dapat mengendalikan makannya), susah (karena dulu tanpa sadar pernah membuat orang lain susah), kehilangan (dulu tanpa sadar telah mengambil hak orang lain) dan sebagainya benih keburukan.

Kini semua benih yang ditanam sudah waktunya dipetik, maka harus diterima dengan senang hati atau kerelaan hati (ikhlas), sambil memahami bahwa benih keburukan adalah dosa yang harus disucikan dan menyadarkan ingatannya pada semua perintah-perintah Tuhan yang harus dilaksanakannya sebagai hamba Tuhan.

Dengan demikian, semua kejadian yang dialami manusia hari ini, bukan sebuah kebetulan, tetapi suatu akibat dari perbuatan yang telah lalu, yang telah dilupakan entah kapan berbuatnya. Saat menerima buah yang tidak enak, sebaiknya berpikir saja pada perbuatan yang dituntun dari cita-cita yang mulia dan tinggi, buat menyempurnakan kejadian pada kehidupan yang akan datang. Oleh karena, kehidupan dikemudian hari itu tergantung pada perbuatan hari ini.

Tetapi orang pun harus ingat, bahwa kehidupan dikemudian hari ada dalam kekuasaan Tuhan. Jadi, mengubah kehidupan dikemudian hari dengan perbuatan hari ini. Hendaklah selalu berlindung di bawah kekuasaan Tuhan, senantiasa menjunjung segala perintah-perintah Tuhan. Lebih jelasnya, senantiasa menurut pada segala petunjuk dari suara hatinya yang suci, ialah intuisinya, suara kalbunya yang selalu sadar dan percaya pada kekuasaan Tuhan.

Agar kita dapat bahagia, karena hati tenteram, janganlah bersusah hati atau masygul, karena kemasygulan itu keliru, dapat menyebabkan menjalar kepada orang lain dan membuat kehidupan menjadi bertambah sukar. Sesuatu yang telah berlalu tidak perlu dibuat kesal, begitu juga keadaan yang akan datang tidak perlu dipikir susah, tetapi bekerja sajalah saat ini dengan cermat dan teliti.

Memang tidak mudah untuk semua manusia selalu berbuat baik dan benar atau berjalan di Jalan Benar. Terkadang seseorang menjadi sangsi, apakah ia dapat selalu berjalan di Jalan Benar, karena begitu banyak godaan di dunia ini. Dan Tuhan juga tidak pernah memaksa hamba-Nya, semua diserahkan pada pilihan hamba sendiri, tetapi Tuhan Mahaadil, semua perbuatan akan dikembalikan kepada yang berbuat, sekecil apa pun itu. Inilah kemerdekaan yang dimiliki manusia, tetapi perlu disadari bahwa kemerdekaan itu dapat menjadi ikatan pada dirinya sendiri, ketika ia salah menggunakan kemerdekaan itu.

Manusia bisa berkata-kata sekuat-kuatnya: “Aku merdeka, boleh berbuat semauku sendiri,” tetapi kalau kemerdekaan itu dilakukan dengan melanggar hukum negara, sudah tentu kemerdekaan itu akan menjadikan ia terikat, menjadi manusia yang terbatas geraknya. Akhirnya ia tidak pernah dapat merasakan bahagia.

Perlu disadari bahwa manusia hidup di dunia dipengaruhi oleh hukum; yaitu hukum kodrat, hukum alam, hukum perbuatan dan lain sebagainya yang berlaku bagi manusia yang salah menggunakan kemerdekaan batinnya, melanggar larangan Tuhan. Jelasnya, apabila kemerdekaan hati dilakukan selaras dengan hukum negara atau hukum kodrat, barulah orang dapat memakai kemerdekaannya dengan leluasa dan selamat serta tercapai yang dicita-citakan.

Tidak ada keadaan yang tergelar di dunia ini yang tanpa hukum, segala sesuatu selalu ada hukumnya. Apabila orang tidak mengetahui hukum-hukum itu, berarti ia belum dapat disebut merdeka. Baik orang itu hendak mengejar keuntungan lahir, maupun hendak mengejar kebahagiaan batin, itu semua harus diketahui hukum-hukumnya, supaya kemerdekaan hati dapat mengantarkan sampai tujuan dengan selamat.

Jadi, segala comelan hati yang menyusahkan diri, karena tidak tercapai yang dicita-citakan, tidak ada gunanya, sebab hal itu bukan dari kedustaan kodrat, tetapi dari kedustaan orang itu sendiri, oleh karena tidak berdasarkan atau tidak mengetahui hukum.

Bagi orang yang ingin mencari kebahagiaan abadi, ada satu jalan yang paling selamat, yaitu apabila ia dapat selalu mendekat dengan Tuhannya, dengan mengikuti hukum-hukum berjalan di Jalan Benar, agar manusia dapat mensucikan hati, pikiran dan perbuatannya. Manusia yang selalu berjalan di Jalan Benar, jiwanya akan selamat sampai di Kerajaan Bahagia yang Abadi. ***

CATEGORIES
TAGS
OLDER POST

COMMENTS