Istana Raja Pulo Sibandang Muara yang Terabai

Loading

Rumah Adat Batak di Istana Raja Sosor Lintong Sibandang

TARUTUNG, (tubasmedia.com) – Pulo Sibandang salah satu Pulau kecil di Danau Toba, menjadi Ikon Pariwisata di daerah itu dimana saat ini sedang dibenahi Otorita Danau Toba dengan memberikan penyuluhan bagi warga Masyarakat dan pembangunan sarana Air bersih serta pembangunan infrastrutur rabat beton menunjang aktifitas masyarakat.

Tidak heran jika para wisatawan manca negara dan domestik senang berkunjung ke Pulo Sibandang. Selain menikmati keindahan alam dengan suasana yang asri juga wisatawan dapat menikmati Mangga Muara dengan rasa dan aroma khas yang tidak dimiliki mangga di daerah lain.

Pun demikian, disaat Pemerintah Pusat  dengan keseriusan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan berkeinginan membawa wisata Danau Toba ke tingkat yang paling tinggi, Pemerintah daerah tidak menyambut Program itu dengan maksimal.

Semisal Pulo Sibandang yang berasal dari letusan vulkanik Gunung Toba ribuan tahun lalu, meskipun sangat erotis dan asri, serta mampu mengundang keinginan wisatawan untuk lebih lama tinggal menikmati alamnya, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara belum memberikan perhatian yang serius. Pasalnya, salah satu peninggalan di daerah itu yang memiliki nilai sejarah yang hebat kini terlihat terlantar ditutupi semak-semak belukar.

Istana Kerajaan Sibandang Sosor Silintong atau semasa penjajahan Belanda tempo dulu dikenal dengan sebutan Pulau Pardopur, karena pulau itu dulunya dipimpin oleh seorang Raja yang bernama Raja Pardopur Rajagukguk.

Istana Raja Kerajaan Sibandang Sosor Silintong adalah istana pertama di Sibandang. Kala itu Op. Raja Hunsa Rajagukguk mendirikan Rumah Bolon di Sibandang Bolak persis disekitar Pantai Danau Toba hingga kini masih kelihatan cantik dan terawat.

Setelah Raja Hunsa Rajagukguk termakan usia, dia mendirikan Istana untuk anaknya  yang paling bungsu Pakiom Sutan Baginda Oloan Rajagukguķ (Ompu Olopan) yang memperistrikan Op.Olopan boru Situmorang yang merupakan Putri Raja dari Lontung Samosir.

Istana yang dibangun untuk Pakiom Sutan Baginda disebut dengan Istana Raja Sibandang Sosor Silintong. Istana Raja Sibandang, berada di area seluas kurang lebih 5 ha dikelilingi Benteng yang terbuat dari batu-batu yang besar dengan tinggi 3 meter dan luas 2 meter dengan 2 pintu keluar dan masuk.

Salah satu peninggalan yang masih ada adalah Lesung yang terbuat dari Batu dengan berat kurang lebih 10 ton. Konon, menurut salah seorang  keturunan Raja Pakiom yang menempati Istana itu Tonggo Martunas Rajagukguk Anak dari Jogi Banggal Rajagukguk didampingi Marsikkat Naibaho yang merupakan salah seorang keponakan (bere)  mengatakan bahwa Lesung itu diterbangkan dari Samosir namun yang pertama  kurang bagus, barulah yang kedua diterbangkan lagi dan cocok  terang Martunas.

Lesung kurang lebih 10 ton konon menurut cerita Diterbangkan dari Samosir ke Pulau Sibandang.

Selain itu, ada beberapa batu-batu besar melingkar merupakan tempat duduk untuk rapat para raja raja Batak termasuk diantaranya Sisinga Mangaraja XII. Di tempat itulah Sisinga Mangaraja sering membahas hal-hal mengenai rencana perlawanan terhadap Belanda.

Kini, Istana Sibandang Sosor Lintong dihuni dua keluarga abang dan adik anak dari Jogi Bonggal Rajagukguk dengan kehidupan Desa yang pas-pasan. Mampukah Pemkab Taput melalui Dinas Pariwisatanya membenahi Istana ini menjadi DTW di Pulo Sibandang Kecamatan Muara.?

Tentu, Pemkab Tapanuli Utara harus mampu menyambut semangat Pemerintah Pusat untuk membawa wisata Danau Toba menjadi wisata yang paling hebat. Marsikkat Naibaho salah seorang tokoh Pemuda Raja Oloan Putra Sibandang yang berniat mencalonkan diri mengabdi sebagai Kepala Desa di daerah itu, kepada tubasmedia.com mengatakan Pemerintah Tapanuli Utara jangan separoh hati menyambut Program Pemerintah untuk membawa wisata Danau Toba berkelas Dunia.

Dengan membenahi obyek wisata salah satunya adalah Istana Raja Hunsa Rajagukguk yang diwariskan kepada Putra Bungsunya Raja Pakiom Rajagukguk yang mampu menarik wisatawan domestik bahkan manca Negara “kita berharap Pemkab Taput jangan menunggu, harus action” ujar Marsikkat. (edison ompusunggu)

CATEGORIES
TAGS