Inovasi dan Interkoneksi
Oleh: Fauzi Aziz

ilustrasi
TANPA ada inovasi, nyaris tak ada perubahan dan kebaharuan. Tanpa ada interkoneksi, maka karya inovasi akan lambat geraknya untuk dikomersialisasi dan dikapitalisasi. Pandangan ini bersifat sederhana dan dalam proses pembangunan “berkelanjutan”, semua bangsa dan negara di dunia membutuhkan adanya inovasi dan interkoneksi atau sering disebut dengan istilah saling keterhubungan.
Inovasi basisnya adalah nalar, sains dan teknologi. Melalui proses rantai inovasi akan menghasilkan barang dan jasa kebutuhan masyarakat melalui proses komersialisasi dan kapitalisasi di pasar.Interkoneksi adalah sebuah paradigma yang sekarang menjadi mainstream agar hubungan antar bangsa dan negara di dunia berlangsung lancar, efisien dan bebas hambatan.
Inovasi dan interkoneksi membutuhkan dukungan infrastruktur, baik infrastruktur teknologi yang kredibel dan kompeten maupun infrastruktur pisik, infrstruktur modal manusia dan infrastruktur yang khusus dirancang bagi kebutuhan kalangan bisnis kecil. Sebuah pandangan yang bersifat universal dapat dicatat bahwa infrastuktur diperlukan agar strategi pembangunan negara dapat dijalankan secara efisien.
Para ahli ekonomi sepakat bahwa pemerintah harus mengadakan investasi yang besar dalam membangun dan meningkatkan infrastruktur, khususnya bagi negara yang sedang berproses melaksanakan industrialisasi. Pembangunan infrastruktur fisik akan memungkinkan proses bisnis dijalankan dengan efisien.
Penurunan biaya transaksi yang diakibatkannya akan meningkatkan produktifitas. Dengan demikian interkoneksi akan efektif jika kuantitas dan kualitas infrastruktur fisiknya handal. Indonesia sebagai negara kepulauan cukup berat menghadapi problem ini di dalam negerinya karena investasi di bidang infrastruktur fisiknya membutuhkan dana yang tidak kecil.
Tahun 2015 akan berlangsung MEA yang pilarnya dibangun atas dasar interkoneksi membutuhkan fasilitas infrastruktur yang memadai. Infrastruktur teknologi bagi suatu negara yang bertekad untuk memposisikan diri menjadi negara industri maju baru juga tak kalah penting untuk dibangun dan dikembangkan.
Unsur-unsurnya antara lain adalah sains, perekayasaan dan pengetahuan teknologis harus tersedia bagi industri di negara yang bersangkutan. Peran pemerintah sangat diperlukan untuk mendukung pembangunan infrastruktur teknologi. Diantaranya adalah mendukung terbentuknya komunitas sains dan tekonologi; memperluas jumlah peluang inovasi yang memberi harapan; meningkatkan daya tarik finansial dalam upaya inovasi yang dilakukan oleh perusahaan atau perorangan dengan mengurangi resiko tertentu dalam merealisasikan manfaat-manfaat inovasi yang diharapkan dan mendorong agar lebih banyak ilmuwan dan tenaga ahli memasuki sektor industri yang kurang diminati investor.
Inovasi dan interkoneksi adalah dua hal yang saat ini menjadi perhatian para pengambil kebijakan ekonomi di hampir semua negara di dunia. Forum kerjasama ekonomi seperti Asean dan APEC sangat memerlukan keduannya dapat berjalan seiring untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonominya masing-masing negara maupun di kawasan.
Bangsa yang unggul di dunia pasti akan lebih banyak ditentukan oleh kemajuan pesat di bidang sains dan teknologi, sumber daya manusia yang berketrampilan tinggi dan berkeahlian yang mampu melahirkan karya-karya inovatif yang dibutuhkan pasar. Ke depan, bagi negara seperti Indonesia yang berniat untuk terus melaksanakan industrialisasi, hubungan antara universitas dan industri harus terjalin erat dalam rangka pembangunan infrastruktur teknologi.
Di samping juga fasilitas pajak dan subsidi untuk mendukung litbang industri harus diperbanyak. Instrumen subsidi semacam ini tidak dilarang oleh WTO dan karena itu, pemerintah harus menaruh perhatian yang tinggi dan menjalankannya. Terakhir adalah pentingnya perlindungan hak-hak milik intelektual agar masyarakat sains dan teknologi di dalam negeri lebih giat untuk terus berkarya dan karyanya makin membumi karena termanfaatkan. ***