Inflasi Diperkirakan di Kisaran 1,3%-1,49% Secara Bulanan

Loading

011214-ekbis1

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Belum selesai imbas dari kenaikan tarif dasar listik dan harga gas yang mulai diberlakukan pada pertengahan September yang terjadi dalam dua bulan terakhir, kini kembali ekonomi Indonesia dihadapkan pada imbas kenaikan harga BBM.

Kenaikan harga, terutama harga makanan dan bahan pokok lainnya mulai terjadi seiring antisipasi kenaikan BBM di bulan November. Bahkan setelah diumumkannya kenaikan harga BBM, diperkirakan sejumlah harga barang masih melanjutkan kenaikannya dan menjalar ke harga-harga barang maupun jasa di kelompok lainnya.

“Untuk inflasi November 2014, estimasi kami dapat mengalami kenaikan dengan berada pada kisaran inflasi 1,30% – 1,49% (MoM); 5,42 – 5,61% (YTD); dan 7,73% – 8,05% (YoY) dengan adanya asumsi penyesuaian terhadap imbas kenaikan harga BBM,” kata Head of Research PT Woori Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, Senin (1/12/14).

Sementara dari neraca perdagangan, diperkirakan akan ada kenaikan nilai ekspor meski tidak terlalu signifikan. Kenaikan ini diperkirakan berasal dari ekspor non migas. Masih berlanjutnya penurunan harga minyak mentah global dan komoditas lainnya kemungkinan akan membuat nilai ekspor dari migas akan cenderung turun.

“Kecenderungan turun harga minyak dapat membuat nilai ekspor migas cenderung menurun. Begitupun dengan penurunan nilai dari bahan bakar mineral,” imbuh Reza.

“Kami perkirakan laju nilai perdagangan berpeluang untuk kembali mencatatkan defisit namun, diharapkan dengan nilai yang berkurang dengan nilai sebesar US$ -123 juta hingga US$ -204 juta. Namun demkian, kami masih berharap neraca perdagangan Oktober dapat lebih baik dari sebelumnya bahkan kami juga berharap dapat dirilis di bawah estimasi kami,” tutup Reza. (angga)

CATEGORIES
TAGS