Indonesia Pemilik Minyak Atsiri, Negara Lain yang Mengatur Pasar
JAKARTA (tubasmedia.com) – Kendati Indonesia satu dari dua negara di dunia ini sebagai penghasil minyak atsiri, namun yang menentukan harga dan segala permainan di pasar internasional, ditentukan oleh broker di Singapura.
Direktur Industri Kimia, Sandang, Aneka dan Kerajinan, Ditjen Industri Kecil Menengah (IKM), Gati Wibawaningsih, mengatakan hal itu kepada tubasmedia.com di ruang kerjanya, kemarin. Di seluruh dunia, lanjutnya penghasil minyak atsiri hanya dua negara yakni Indonesia dan Fiji.
Namun sangat disayangkan, Indonesia sebagai negara kedua penghasila minyak atsiri tidak punya daya untuk menentukan harga. Hasilnya, Indonesia tidak lagi punya peran sebagai pemilik, melainkan hanya sebagai tukang karena yang menentukan segalanya di pasar internasional adalah broker di negera tetangga.
Untuk itu dikatakan oleh Gati, untuk menyikapi keadaan yang merugikan Indonesia itu, pemerintah harus turun tangan dan tampil sebagai market inteligen. Walau pemerintah telah memberi bantuan pelatihan, peralatan dan bantuan promosi melalui pameran, katanya hal itu tidak cukup dalam artian pemerintah juga harus tampil sebagai fasilitator market inteligen.
Selain market inteligen, lanjut Gati, pemerintah juga sebaiknya tampil memberi pendampingan kepada produsen minyak atsiri dalam negeri agar produknya diproduksi sesuai dengan standar Indonesia.
‘’Saya piker produsen minyak atsiri Indonesia, kita arahkan dulu untuk memenuhi standar Indonesia baru nanti kemudian mengarah kepada standar internasional,’’ kata Gati.
Sesuai data, minyak atsiri atau yang disebut juga essential oils, etherial oil atau volatile oil adalah komoditi yang memiliki potensi untuk dikembangkan di Indonesia. Terdapat 70 jenis bahan baku minyak atsiri yang diperdagangkan di pasar internasional dan dari jumlah itu, 40 jenis diantaranya diproduksi langsung di Indonesia berupa aromatic.
Minyak atsiri banyak digunakan sebagai bahan baku untuk spa dan di luar negeri, minyak atsiri banyak diminati. Negara tujuan ekspor minyak atsiri di antaranya USA, Eropa, Australia, Afrika, Cina dan Asean.
Menjawab pertanyaan, Gati mengatakan yang membuat kondisi produk minyak atsiri Indonesia sedemikian memprihatinkan disebabkan beberapa permasalahan yang dihadapi para pengolah minyak atsiri antara lain masih rendahnya pemahaman petani dan koperasi dalam menerapkan good agricultural process dan good manufacturing process komoditas minyak atsiri. ‘’SDM-nya masih kurang,’’ katanya. (sabar)