Hidup di Kota Harus Pintar-pintar Melihat Peluang

Loading

Oleh: Anthon P Sinaga

ilustrasi

Anthon P Sinaga

BIAYA kebutuhan hidup di kota yang terus meningkat, membuat banyak keluarga pusing dan bahkan sakit jiwa. Namun, bagi yang pintar melihat peluang, hidup di kota seperti di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi), terasa menyenangkan. Selain bisa mempertahankan hidup sehari-hari yang lebih layak, tidak mustahil bisa pula menjadi wirausahawan yang sukses.

Kemajuan industri otomotif seperti mobil dan sepeda motor, bisa dijadikan peluang untuk membuka usaha reparasi atau menjual suku cadang. Demikian juga hobi atau kesenangan warga perkotaan untuk menggowes kereta angin, menjadi peluang usaha untuk melayani perbaikan sepeda, merakit atau menjual suku cadang, serta perlengkapan aksesoris lainnya.

Sehingga, warga kota yang berbakat entrepreneur dan jeli melihat kemajuan sektor industri, langsung memanfaatkan peluang tersebut untuk sumber mata pencaharian, selain peluang lain yang sudah marak selama ini menjadi pedagang kaki lima (PKL) atau penggiat kuliner ataupun lazim disebut warteg di pinggir jalan, bagi yang berbakat dagang dan pintar meracik makanan.

Di surat kabar mingguan ini pada terbitan edisi pekan lalu, kita sudah sajikan artikel sosok seseorang, walaupun dalam keterbatasan fisik, tetapi tidak menyurutkan untuk mewujudkan impian. Dengan kondisi kedua kaki lumpuh sehingga pergerakannya harus ditopang kursi roda, ternyata bisa berhasil membangun kerajaan bisnis menjual suku cadang dan aksesoris untuk sepeda motor.

Bisnis perlengkapan motor ini seiring dengan meningkatnya pengguna sepeda motor yang memenuhi jalan- jalan. Sudah tentu keinginan menggeluti bisnis jenis ini, karena sudah mengenali sepeda motor dan gemar naik angkutan mesin beroda dua itu, yang justru menyebabkannya kehilangan fungsi kedua kakinya karena kecelakaan.

Perlengkapan sepeda motor, seperti helm, jas hujan, kaca spion, hiasan plat nomor dan aksesoris ringan lainnya, menjadi mata dagangannya yang laris dan menjanjikan. Sebagai penggemar motor, ia pun berusaha membangun komunikasi dengan komunitas penggemar sepeda motor yang menjadi daya ungkit kemajuan penjualan berbagai produk atau komponen sepeda motor yang dipasarkannya.

Selain sepeda motor, peluang lain adalah untuk sepeda tanpa motor. Ada peluang usaha yang menjanjikan di bidang ini, karena semakin meningkatnya penggemar sepeda atau kereta angin, baik untuk angkutan murah ke tempat kerja yang tak perlu beli bahan bakar minyak (BBM), ataupun yang hanya sekedar menyalurkan hobi menggowes pedal sepeda, sekaligus berolah raga. Berbagai perlengkapan sepeda pun semakin banyak dibutuhkan akibat pemakain yang sering dan terus meningkat, sehingga cepat aus atau perlu penggantian.

Tidak hanya perlengkapan untuk sepeda gunung atau model sepeda yang lebih baru, tetapi juga untuk sepeda zaman dulu atau sepeda onthel, merupakan peluang usaha bagi penduduk kota yang pintar melihatnya. Seperti contoh kebutuhan ban dalam, ban luar, setelan rem karet dan tromol, jari-jari, rantai, karet-karet pedal, velg roda, karet pentil, suku cadang kecil-kecil hingga batangan kerangka sepeda. Sudah tentu harus pula diusahakan menggemari sepeda, agar mengenal perlengkapan yang banyak dibutuhkan.

Berbagai peluang lainnya yang semakin di butuhkan di perkotaan, adalah penyedia jasa mesin fotokopi. Selain di tempat-tempat atau lokasi jalan tertentu yang secara alami berkembang dan sudah banyak dikenal, jasa mesin fotokopi masih banyak dicari di sekitar lokasi sekolah, terutama perguruan tinggi. Sudah menjadi jamak akhir-akhir ini butuh jasa memfotokopi diktat-diktat atau mata pelajaran penting dan bahkan buku teks untuk mensiasati harga buku yang semakin mahal, khususnya buku impor. Tidak semua mahasiswa berasal dari keluarga mampu.

Untuk mengatasi kebutuhan hidup keluarga yang semakin meningkat di perkotaan, warga dituntut harus semakin pintar melihat peluang. Bagi warga kota yang mungkin punya sedikit modal properti, atau harta warisan, saat ini banyak yang mengubah rumah tinggal menjadi rumah kontrakan atau kamar kos-kosan. Terutama di sekitar kawasan perkantoran dan pusat -pusat perdagangan, peminat kamar kos-kosan tidak pernah berkurang, dan bahkan tidak jarang harus antre menunggu giliran. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS