Doosan Grup Berminat Inves di Industri Mesin Kapal Laut

Loading

Laporan: Redaksi

Menteri Perindustrian, MS Hidayat

Menteri Perindustrian, MS Hidayat

JAKARTA, (TubasMedia.Com) – Doosan Group, investor asal Korea Selatan, berminat menanamkan investasi di sektor alat berat dan mesin diesel kapal laut. Tanpa menyebutkan komitmen nilai investasi, perusahaan ini menilai kondisi perekonomian Indonesia yang tumbuh secara stabil menjadi pertimbangan mereka.

Menteri Perindustrian, MS Hidayat mengatakan sektor yang paling diminati Doosan adalah investasi di industri alat berat. “Mereka menanyakan apa investasi yang kita butuhkan. Saya jelaskan beberapa dan mereka menyatakan minat menjajaki investasi industri alat berat dan mesin kapal laut,” ujarnya, Rabu (16/1/2013).

Hidayat mengatakan, selama ini Doosan memang berkecimpung di sektor alat berat dan mesin kapal laut. Saat ini sebenarnya produk Doosan sudah banyak masuk ke Indonesia, melalui PT Kobexindo Tractors.

Kerja sama pemasaran alat berat Doosan sendiri sudah berlangsung sejak 2002. Doosan excavator S500LC-V merupakan salah satu produk alat berat yang menjadi kontributor utama penjualan Kobexindo di segmen excavator kelas menengah berkapasitas 50 ton.

Direktur Jenderal Industri Unggul berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi, menambahkan Doosan bisa masuk ke industri alat berat yang super besar atau paling kecil. Kedua produk tersebut selama ini masih diimpor dari negara lain.

Dia menyebutkan peluang investasi yang bisa diraih Dosan masih cukup besar. Dari kebutuhan 14 ribu unit tiap tahun,industri lokal hanya bisa memasok sekitar 7.500 unit. Sisa pemenuhan kebutuhan diambil dari impor. “Pasar alat berat impor tersebut yang bisa dimanfaatkan Dosan jika jadi menanamkan investasi mereka ke Indonesia,” kata Budi.

Investasi

Sementara itu, Kemenperin) memperkirakan kebutuhan nilai investasi di sektor alat berat di tanah air mencapai US$ 500 juta. Dana tersebut diharapkan sebagian bisa dipenuhi kalangan swasta salah satunya investor asal Korea Selatan, Doosan Group.

Dirjen Budi Darmadi mengatakan hingga kini kebutuhan alat berat nasional memang masih belum bisa sepenuhnya dipasok dari dalam negeri. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan alat berat nasional, pelaku masih mengimpor hampir setengah alat berat dari luar negeri.

“Jenis alat berat yang belum bisa dipenuhi yang super besar atau paling kecil. Karena kedua produk tersebut yang selama ini masih diimpor dari negara lain,” ujar Budi.

Budi menyebutkan saat ini kebutuhan alat berat nasional mencapai 14 ribu unit tiap tahun. Sementara pasokan industri lokal hanya bisa memenuhi sekitar 7.500 unit. Sisa pemenuhan kebutuhan diambil dari impor.
Dia memperkirakan industri alat berat akan tetap tumbuh di jangka panjang. Produksi alat berat tahun ini diprediksi naik 5% sampai 10%.

Tingginya permintaan alat berat seiring pertumbuhan industri terutama sektor pertambangan dan pembangunan infrastruktur. “Trennya naik pada industri ini,” tegas dia. (sabar)

CATEGORIES
TAGS