Dana Seret, Pengembangan Industri Pesawat Terbang Terkendala

Loading

Laporan: Redaksi

Direktur Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian Soerjono

Direktur Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian Soerjono

JAKARTA, (TubasMedia.Com) – Untuk pengembangan industri pesawat terbang di dalam negerit dibutuhkan dukungan dana yang cukup besa, karena industri pesawat terbang merupakan industri padat modal. Hal ini tidak bisa dipungkiri karena untuk membuat pesawat harus melalui riset yang lama.

Direktur Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian Soerjono mengungkapkan, seretnya dana menjadi kendala perkembangan industri pesawat terbang dalam negeri. Maklum saat ini pemerintah tidak memiliki dana yang besar untuk mengembangkan industri pesawat terbang nasional.

“Bank pun tidak mau memberikan pinjaman untuk industri ini. Padahal, di Amerika saja banknya berani untuk memberikan pinjaman bagi industri ini,” ujar Soerjono di Jakarta, Selasa (30/7).

Untuk teknologi, kata dia, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) sudah mampu membuat pesawat terbang. Bahkan, saat ini BUMN tersebut mensuplai bagian dari Airbus A380. Menurutnya, dengan jumlah market yang besar, seharusnya bisa menjadikan industri ini bisa meningkat.

Namun, sayangnya, keberpihakan terhadap industri ini masih minim. Dia bilang, maskapai dalam negeri saja tidak mau menggunakan pesawat buatan PT DI dan lebih senang beli pesawat impor.

“Padahal karakteristrik Indonesia cocoknya dengan pesawat CN235 dan N219. Itu untuk meningkatkan connectivity. Pasalnya, pulau-pulau kita cocoknya menggunakan pesawat-pesawat kecil sebagai penghubung,” jelasnya.

Lebih jauh, Soerjono juga mendorong perkembangan industri perawatan dan komponen pesawat dalam negeri. Dikatakan, jika dibanding Singapura dan Malaysia, jumlah pesawat yang dimiliki Indonesia lebih banyak. Namun, sayangnya, industri perawatannya malah banyak di Singapura.

“Industri perawatan selama ini malah ditangkap oleh Singapura. Industri kita belum bisa memanfaatkan itu,” keluhnya. (sabar)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS