Beragam Tantangan dan Permasalahan yang Dihadapi IKM Mengembangkan Usaha
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Sektor industri pengolahan nonmigas masih menjadi motor penggerak roda perekonomian nasional pada triwulan II tahun 2022, dimana sektor industri manufaktur tumbuh sebesar 4,33%.
Kontribusi industri manufaktur terhadap PDB pada triwulan II tahun 2022 mencapai angka 16,01% dimana angka ini merupakan yang tertinggi di antara sektor ekonomi lainnya.
Hal itu diucapkan Dirjen Industri Kecil dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Reni Yanita pada konferensi pers SIAL Interfood ke-20 di Ruang Rajawali, Gedung Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Rabu.
Berdasarkan data BPS, kata Reni, jumlah industri kecil dan menengah (IKM) pangan tercatat berjumlah 1,68 juta unit usaha atau 38,72% dari total unit usaha IKM secara keseluruhan dan memberikan kontribusi sebesar 1,33% terhadap PDB Nasional.
Dilihat dari data tersebut IKM makanan dan minuman tentunya juga turut berperan penting sebagai komponen pemberdayaan masyarakat dalam memajukan perekonomian Indonesia.
‘’Akan tetapi masih banyak tantangan dan permasalahan yang dihadapi oleh IKM dalam rangka mengembangkan usaha dan naik kelas diantaranya keterbatasan modal, kepemilikan legalitas usaha, serta pemenuhan standar produk,’’ lan jut Reni.
Dalam rangka mendorong pengembangan IKM pangan di Indonesia, katanya, Ditjen IKMA secara konsisten terus melakukan berbagai program antara lain peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan teknologi, fasilitasi mesin peralatan, peningkatan standar, kualitas dan sertifikasi produk serta perbaikan kemasan.
Menurutnya, ditjen yang dipimpinnya mendukung program Indonesia Spice Up The World (ISUTW) sebagai salah satu upaya promosi peningkatan pasar rempah dan bumbu masak Indonesia melalui pameran dalam dan luar negeri, marketplace lokal dan marketplace global.
Program ISUTW telah dirancang sebagai strategi memperkenalkan produk rempah dan bumbu masak Indonesia di mancanegara, termasuk untuk mengembangkan jaringan restoran Indonesia di luar negeri.
Di bagian lain sambutannya disebut ekspor merupakan komponen utama penerimaan devisa negara yang berperan penting dalam menunjang perekonomian nasional. Kinerja ekspor Indonesia pada triwulan II tahun 2022 mencapai angka US$ 141,07 miliar dan nilai ekspor industri manufaktur sendiri mencapai US$ 102,00 miliar atau surplus US$ 13,97 miliar.
‘’Hal ini cukup menggembirakan namun untuk mempertahankan tren positif tersebut, tentu diperlukan sinergi dari berbagai pihak untuk secara bersama mendorong kinerja ekspor Indonesia dan untuk itu pihaknya menyambut baik dan mendukung berbagai program dalam rangka meningkatkan ekspor nasional,’’ ucapnya.(sabar)