Aspal Buton Butuh Diversifikasi Produk

Loading

Rektor Unidayan, Ir Laode Muhammad Syamsul Qumas MT

 

PULAU BUTON, (tubasmedia.com) – Agar keberadaan aspal Buton lebih banyak manfaat kepada bangsa dan negara, variasi produknya harus diperbanyak (diversifikasi produk) jangan hanya digunakan untuk jalan.

Hal itu diutarakan Rektor Unidayan, Bau-bau Ir Laode Muhammad Syamsul Qumas MT dan Pj Walikota Bau-bau, Pulau Buton Sulawesi Tenggara, Muhammad Rasman Manafi, secara terpisah di Bau-bau Pulau Buton kepada wartawan ibukota yang berada di kota itu kemarin bersama tim peneliti aspal Buton dari pemerintah Korea Selatan.

Rektor Udayan yang adalah juga Sultan Buton menjelaskan, Indonesia tidak akan menikmati apa-apa jika aspal buton dimaksud hanya digunan untuk perbaikan dan pembuatan jalan saja.

’’Kita tidak akan dapat apa-apa jika terfokus hanya untuk kepentingan jalan,’’ katanya.

Menurut sang Sultan, untuk kepentingan pembuatan dan perbaikan jalan-pun, sejatinya, pemerintah Indonesia tidak sepenuhnya menggunakan aspal Buton, malah sebagian besar aspal yang dipakai di Indonesia didatangkan dari luar negeri alias impor.

‘’Paling banyak dari seluruh aspal yang dipakai di seluruh Indonesia, hanya 20 persen 80 persen diantaranya aspal impor,’’ katanya.

Maka itu disebut, agar kandungan aspal yang ada sebanyak 265 juta ton di bumi Pulau Buton tidak sia-sia, sebaiknya dilakukan diversifikasi produk sehingga keberadaan aspal buton membawa kesejahteraan bagi warga setempat dan dapat pula membangun ekonomi nasional,’’ katanya.

Pj Walikota Bau-bau, Pulau Buton Sulawesi Tenggara, Muhammad Rasman Manafi

 

Peralatan Rumah Tangga

Sementara itu, Pj Walikota Bau-bau juga menyatakan nada yang sama. Aspal Buton tidak hanya untuk badan jalan, tapi juga dapat dijadikan menjadi bahan bangunan lain, peralatan rumah tangga dan banyak lagi produk yang dapat diciptakan dari bahan baku aspal Buton.

Kita, lanjut Pj Walikota, harus kreatif. Barangnya sudah di depan mata, jumlahnya tidak sedikit lagi, ratusan juta ton, harus bisa kita manfaatkan.

Di bagian lain keterangannya disebut bahwa untuk menangani aspal Buton agar maksimal keberadaannya, semua kementerian terkait wajib terlibat dan jangan hanya mengandalkan Kementerian Perindustrian, semua K/L katanya harus melibatkan diri.

Bahkan biar lebih fokus lagi menurutnya, sebaiknya ada satu Kemenko yang khusus menangangai kekayaan alam yang ada di Pulau Buton agar kekayaan alam tersebut tidak hanya dipandang mata dan hanya menjadi bahan cerita tapi dapat dirasakan semua pihak terkhusus mayarakat setempat.

‘’Jika aspal Buton ini swerius ditangangi pememrintah pusat, niscaya akan menjadi salah satu motor penggerak perekonomian nasional dan rakyatnya pun sejahtera,’’ katanya.

Rapat dengan tim pemerintah Korea Selatan

 

Kan aneh, lanjut Pj Walikota, sumber daya alam tersedia di depan mata dan nilai ekonominya tidak kecil, bahkan raksasa, tapi tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal. Ini namanya apa kalau bukan aneh bin ajaib. ‘’Banyak kandungannya 265 juta ton, tidak sedikit,’’lanjutnya.

Dalam percakapan Rektor Unidayan dan Pj Walikota Bau-bau bersama tim peneliti dari pemerintahan Korea Selatan belum ada kesepakatan yang diambil. Kehadiran mereka dari negeri Ginseng tersebut baru sebatas diskusi kecil dan ingin tau kandungan aspal Buton dan pengelolaannnya seperti apa dan penggunaannya untuk apa saja.

‘’Lain kali kami akan datang lagi untuk kita selenggarakan seminar lebih indepht lagi,’’ kata seorang perempuan penerjemah dari tiga doktor dari Korea Selatan tersebut. (sabar)

 

 

 

CATEGORIES
TAGS