Sektor Industri Perananmu Sangat Penting

Loading

Oleh: Sabar Hutasoit

 

SUDAH tidak dapat dipungkiri lagi kalau kehadiran sektor industri dalam kancah perekonomian nasional adalah merupakan salah satu sektor yang peranannya teramat penting. Dia adalah motor penggerak dan tulang punggung perekonomian nasional. Pokoknya, ikut menentukan.

Dari sisi penciptaan lapangan pekerjaan, industri jelas dan nyata menyediakan lapangan pekerjaan bagi banyak warga yang pada giliran dan pada saatnya  mendorong pertumbuhan ekonomi negara secara keseluruhan tanpa kecuali.

Dilihat dari sisi penciptaan pendapatan. Sektor industri menghasilkan pendapatan melalui penjualan produk dan layanan mereka yang berkontribusi pada pendapatan negara.

Sektor industri inipun  merupakan salah satu sektor yang mampu mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi. Ini disebabkan karena sektor industri memiliki peranan penting untuk mengatasi masalah pengangguran dan terciptanya ekonomi berbasis agro-industri yang bersifat padat karya.

Di bagian lain yang tidak kalah penting lagi peranan industri di negeri tercinta ini, adalah kontrobusinya terhadap kebangsaan. Industrialisasi berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan kapasitas produksi, penciptaan lapangan pekerajaan, inovasi dan pemanfataan sumberdaya alam yang sangat optimal.

Industri juga memacu pertumbuhan ekonomi dan berkontribusi pada stabilitas ekonomi nasional.

Melalui penciptaan lapangan pekerjaan, penciptaan kekayaan dan penerimaan pajak, sektor industri juga telah mendorong kemakmuran dan menyediakan sumberdaya yang diperlukan untuk investasi dalam pendidikan, pelayanan kesehatan dan juga inftastrutur.

Namun betapa-pun pentingnya peranan sektor industri dalam menggerakkan roda perekemonan nasional, jika seluruh perangkat dan infrastruktur pendukung tidak memadai dan jauh dari sempurna, semuanya bisa lumpuh alias tidak berfungsi.

Sebut saja misalnya, menyangkut anggaran. Jika anggaran yang disiapkan untuk menggerakkan mesin industri tidak berbanding lurus dengan apa yang diharapkan, yah…harapan itu tetap jadi harapan dan tidak akan bisa menjadi kenyataan.

Berkolerasi

Biar bagaimanapun, anggaran yang disediakan untuk mengggerakkan mesin industri pasti berkolerasi dan tidak mungkin anggaran berdiri sendiri dan program pengembangan industri berdiri sendiri. Oh… jelas tidak bisa, tapi saling terkait.

Industri sudah terbukti berkontribusi positif terhadap perekonomian nasional baik dalam hal PDB, pertumbuhan ekonomi nasional dalam hal ini penyerapan tenaga kerja dan juga mendopang ekspor dan pemasukan pajak, walaupun sekarang masih menghadapi berbagai tantangan.

Sesuai catatan dan analisa penulis, ke depan industri masih bisa berperan, akan tetapi kalau hanya mengandalkan skema industri yang lama, ini tantangannya ke depan akan sangat berat, sebut saja sektor industri tekstil dan manufaktur lainnya, untuk mencapai pertumbuhan industri 8 persen, jika menggunakan skema lama, rasanya sulit tercapai. Kita perlu menghidupkan mesin baru agar roda mesin dapat berlari lebih kencang.

Program hilirisasi yang sudah lama digaungkan, sebut saja itu hilirisasi rumput laut, nikel, aspal dan sebagainya, akan sulit terlaksana jika semua kementerian dan lembaga tidak saling mendukung.

Masing-masing kementerian dan lembaga wajib saling mendukung dan saling memberi sumbangsih. Program hilirisasi itu termasuk aspal, rumput laut dan nikel tak mungkin bergerak jika tidak didukung kementerian yang lain tak akan jalan kalau tak ada dukungan dari /KL.

Untuk mendongkrak pertumbuhan industri hingga 8 persen lagi-lagi kita sebut adalah sesuatu hal yang mustahil jika tidak didukung dengan anggaran yang memadai. Bagaimana mungkin kita mengangkat mesin baru kalau anggaran kurang dan yang tidak mungkin terjadi adalah  hililirisasi.

Kita ini selama ini pertumbuhan ekonomi nasional 5 % yang memberi kontribusi terbesar adalah manufaktur dimana sekarang berada pada posisi di bawah 20 persen.

Target 8 persen tak masalah, yang penting kita butuh mesin baru agar hilirisasi aspal misalnya dapat terwujud bahkan aspal wajib mengalami diversifiksi produk.

Kalaupun pemerintah menargetkan pertumbuhan tidak lagi 5 persen tapi 8 persen, pemerintah harus punya strategi yang lebih handal. Selain itu Kementerian Perindustrian jelas tak bisa bekerja sendiri kalaupun mau dipaksakan, bukannya tidak mungkin, tapi berat.

Agar tema Industri Maju Indonesia Melaju menjadi kenyataan, janganlah Kementerian Perindustrian itu dijadikan bagaikan sopir angkot yang tugasnya nyari penumpang tanpa disediakan biaya operasional dan hanya disediakan satu unit kendaraan tapi biaya operasional cari sendiri dan setiap sore wajib setor kepada pemilik (Penulis adalah seorang wartawan tinggal di Jakarta)***

 

 

CATEGORIES
TAGS