APEC dan Lawatan Pertama Jokowi

Loading

Tidak Berubah

Apa yang kita harapkan diperjuangkan oleh Presiden Jokowi di APEC tentu terkait dengan kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara kita, terutama yang juga dapat diadopsi oleh negara-negara anggota lainnya. Apa saja itu, kita yakin sudah disiapkan oleh para ahli dan pihak yang punya kompetensi.

Yang ingin kita tonjolkan di sini, posisi Indonesia di percaturan organisasi internasional tampaknya tidak berubah, sekalipun pemerintah sudah berganti dari kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono ke Joko Widodo. Terbukti, dalam masa kepresidenan yang belum satu bulan, Presiden Jokowi sudah menunaikan tugas, memperkuat hubungan internasional.

Beberapa saat setelah dilantik sebagai presiden ke-7, pada 20 Oktober 2014, melalui sambungan telepon, Presiden Tiongkok Xi Jinping mengundang Jokowi untuk menghadiri KTT APEC di Beijing. Dengan demikian, kita memandang, kehadiran Jokowi di KTT APEC juga untuk memenuhi undangan langsung Presiden Tiongkok.

Peranan APEC untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian di wilayah Asia-Pasifik tentu sangat penting. Kehadiran organisasi ini di lingkup global juga diperhitungkan. Juga, dinamika di APEC menjadi perhatian negara-negara non-anggota. Kita pun yakin, kehadiran Presiden Jokowi di APEC, sebagai lawatan pertama ke luar negeri, menjadi perhatian dunia dan pers internasional. Mungkin saja mencuat pertanyaan, mengapa Jokowi tidak lebih dulu berkunjung ke negara-negara anggota Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN)?

Setelah ke Beijing, Jokowi dijadwalkan menghadiri ASEAN Summit di Myanmar, 12-14 November 2014. Kemudian, mengikuti pertemuan para pemimpin G-20 di Brisbane, Australia, 15-16 November 2014. Kita berpendapat, kunjungan-kunjungan tersebut menjadi bukti, Indonesia tetap berada di lingkaran organisasi persahabatan internasional. ***

(Penulis adalah wartawan dan editor buku)

1
2
3
CATEGORIES
TAGS