Apa Kerjaan Dokter Sekarang ?
Oleh Sabar Hutasoit
DULU waktu saya masih berusia anak ingusan hingga remaja masih sangat segar dalam ingatan saya kalau orang tua saya sedang membawa anak-anak berobat ke rumah sakit atau ke klinik, selalu bertemu dengan dokter.
Pada pertemuan dengan dokter itu bukan hanya sekelebat atau asal lintas. Tapi memang dokter-dokter tersebut benar-benar mau bertemu dengan pasien lalu berdialog menanyakan apa yang sedang dirasakan si pasien. Pokoknya saat itu pertemuan pasien dan keluarga dengan dokter sangatlah memuaskan khusus bagi pasien dan keluarga.
Tidak ada pertemuan yang asalan alias tak bermutu antara kedua pihak. Di kampung kami di Tarutung ada seorang dokter warga Jerman praktek. Namanya cukup terkenanal, Dr Ftiz. Dokter bule sangat akrab, bersahabat dan tidak pandang bulu kepada seluruh warga Tapanuli utara dan tidak segan-segan membersihkan ingus anak kecil yang sedang didiagnosa.
Begitu akrab dan bersahabatnya dokter bule ini dengan rakyat kampung sehingga namanya cukup kesohor dan obatnyapun manjur.
Tapi di era sekarang. Jangankan berdialog. Tidak sedikit diantara dokter, ditanya pasien pun seorang saat kontrol di poli atau di ruang rawap inap saat dokter visit, jangankan dijawab, dihiraukan-pun pertanyaan itu tidak sama sekali.
Tidak tau fenomena apa ini. Karena cukup banyak prilaku dokter yang seperti itu. Tidak mau menceritakan apa penyakit yang sedang diderita pasien dan sebagainya.
Sudah teramat jarang seorang dokter bercerita akrab dengan pasiennya kecuali kerabat atau kenalan atau tetangganya. Tapi untuk pasien biasa apalagi “penampilannya” kurang menawan, ya…sudahlah…
Satu hal lagi yang tidak bisa diterima akal sehat, kenapa banyak dokter sangat senang terlambat kalau tiba di ruang rawat inap atau di poli. Keterlembatannya sang dokter itupun tidak tanggung-tanggung…bisa-bisa berjam-jam sementara si pasien sudah menungu sesuai jam yang sudah ditentukan perawat.
Kendati keterlambatan yang begitu wah…tapi si pasien gak ada hak protes atau bertanya alias berjalan aja begitu. Pokoknya pasien terima apa adanya saja. Pulang ke rumah si pasien tak bisa bercerita setiba di rumah tentang sakit penyakitnya.
Memprihatinkan
Seperti kondisi yang sangat memprihatinkan ini sudah saatnya diberi perhatian para petinggi kementerian kesehatan karena sudah terjadi kemerosotan pelayanan. Apakah demikian arti angkat sumpah saat sumpahnya diucapkan para dokter.
Apa salahnya seorang dokter akrab dan bersahabat dengan pasien dan untuk apa harus tampail dengan wajah beringas dan tak bersahabat dan digambarkan prilakunya seorang dokter yang super sibuk. Padahal sesibuk-sibuknya dokter, tugasnya melayani manusia bukan melayani penampilan yang angkuh. Silakan sibuk tapi jangan lupa kesibukan anda hanya untuk melayani manusia, khususnya pasien anda. (penulis seorang wartawan tinggal di Jakarta)