Waduh Gawat,,,Ada Capres Hobbi Culik…

Loading

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Ketua DPP PDIP Djarot Syaiful Hidayat mengatakan tidak ada yang salah dengan puisi Budayawan Bambang Ekoloyo Butet Kartaredjasa saat puncak peringatan Bulan Bung Karno (BBK) yang menyinggung capres pandir, banjir, hingga capres hobi culik. Djarot menyebut tidak ada hujatan dan fitnah yang disampaikan Butet.

“Apa yang disampaikan Mas Butet tidak ada yang salah dan sudah menjadi ingatan publik yang beliau kemas secara puitis. Dalam monolog tersebut juga tidak ada hujatan dan fitnah di dalamnya karena tidak menyebut pihak tertentu,” kata Djarot saat dihubungi, Selasa (27/6/2023).

Djarot menyebut pernyataan Butet jujur dan cerdas. Dia menyebut puisi itu juga sebagai pengingat kepada publik agar hati-hati memilih pemimpin.

“Sebagai bentuk ungkapan yang jujur dan cerdas bisa mengingatkan kepada publik agar hati- hati dalam memilih pemimpin,” ucapnya.

Meski begitu, Djarot menilai kurang elok Butet menyampaikan itu saat peringatan bulan Bung Karno. Dia menyebut ada momen yang lebih pas untuk menyampaikan hal tersebut.

“Benar (kurang tepat), tentunya ada momentum yang lebih pas untuk menyampaikan monolog tersebut. Tetapi akan lebih elok apabila juga diingatkan agar kita juga harus tetap membangun persatuan dalam membangun Indonesia Raya sesuai dengan tema Rakernas,” ujar dia.

Puisi Butet

Butet sebelumnya membacakan puisi di hadapan puluhan ribu kader PDIP dalam puncak peringatan Bulan Bung Karno (BBK) di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta Pusat (Jakpus). Puisi itu dibacakan sebelum seniman Sri Krishna Encik menyanyikan lagu ‘Ganjar Siji Ganjar Kabeh’.

Mulanya, Butet mengatakan PDIP mengerahkan semangat ‘meneruskan’. Tetapi di sisi lain ada kelompok yang hanya menginginkan ‘perubahan’.

Di sini semangat meneruskan, di sana maunya perubahan. Oh begitulah sebuah persaingan,” ucap Butet di SUGBK pada Sabtu (24/6).

Butet lalu menyinggung soal banjir yang disebut suatu kelompok hanyalah ‘air yang parkir’. “Di sini nyebutnya banjir, di sana nyebutnya air yang markir. Ya begitulah kalau otaknya pandir,” tutur dia.

Butet pun menuturkan ada sosok yang berkoar-koar dirinya ingin dijegal karena dibidik KPK. Padahal, kata Butet, sosok yang dimaksudnya itu dibidik karena ‘nyolong’.

“Pepes ikan dengan sambel terong, semakin nikmat tambah daging empal. Orangnya diteropong KPK karena nyolong, eh lha, kok koar-koar mau dijegal,” ungkapnya.

Butet menyebut capres Jagoan Presiden Joko Widodo (Jokowi) identik dengan sosok yang berambut putih dan bekerja keras. Butet lalu menyindir sosok capres yang hobinya ‘menculik’.

Jagoan Pak Jokowi rambutnya putih, gigih bekerja sampai jungkir balik. Hati seluruh rakyat Indonesia pasti akan sedih jika kelak ada presiden hobinya kok menculik,” ujar dia.

Sebelum mengakhiri puisinya, Butet menyindir soal pemimpin yang bermodal transaksi semata. Sosok itu, kata Butet, dijamin bukan tauladan kelas negarawan.

Cucu komodo mengkeret jadi kadal, tak lezat digulai biarpun pakai santan. Kalau pemimpin modalnya cuman transaksional, dijamin bukan tauladan kelas negarawan,” katanya. (sabar)

 

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS