Ucapan Rocky Gerung Ancaman Terhadap Etika Kehidupan Bernegara, Berpotensi Timbulkan Konflik, Maka Itu Jangan Dibiarkan

Loading

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Pernyataan  Rocky Gerung yang menyerang kehormatan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu, jangan hanya dilihat dari perspektif penghinaan kepada Presiden. Tetapi jauh lebih penting adalah perspektif ancaman serius terhadap etika kehidupan bernegara yang merupakan hal yang paling esensial dalam menjaga pluralitas dan integrasi nasional.

Koordinator TPDI & Advokat Perekat Nusantara, Petrus Selestinus MH mengatakan hal itu dalam obrolan dengan tubasmedia.com di Jakarta, Jumat.

Bagi seorang Rocky, kata Petrus, dia tidak perduli dengan apa itu etika bernegara. Apalagi kehormatan Jokowi. Bagi Rocky yang penting cemoohan-nya mendapat publishitas tinggi.

‘’Karenanya, upaya melaporkan dugaan penghinaan terhadap Jokowi ke Polri, adalah panggung yang ditunggu-tunggu Rocky, karena Jokowi diyakini tidak bakal menuntut pertanggungjawaban pidana kepada Rocky,’’ kata Petrus.

Pernyataan Rocky bahwa Presiden Jokowi sebagai “bajingan tolol, pengecut” dll, menurutnya, harus dilihat dari perspektif adanya ancaman serius terhadap etika kehidupan bernegara, sebagaimana diamanatkan oleh TAP MPR No.VI/MPR/ 2001.

‘’Karena itu jangan bawa Rocky ke ranah penghinaan terhadap Jokowi, karena Jokowi tidak peduli dengan urusan penghinaan terhadap diri pribadinya,’’ tambahnya.

Di bagian lain keterangannya, Petrus menyebut, Rocky dkk. patut diduga memiliki hidden agenda, yaitu mencoba membentuk komunitas dengan budaya berbeda, yang pada akhirnya menggeser kultur atau budaya sopan santun, berbudi luhur dan berkepribadian warisan leluhur bangsa kita yang beragam.

Harapan Rocky dkk. budaya asli warisan leluhur, perlahan-lahan akan ditinggalkan menuju suatu budaya lain dengan karakter yang intoleran bahkan radikal setidak-tidaknya di kalangan followers-nya, untuk memperkuat barisan oposisi, terlebih-lebih menyatukan dukungan memenangkan pencapresan Prabowo Subianto.

Pilihan diksi yang tidak sopan ketika Rocky mengkritik Jokowi atau tokoh lawan bicara lainnya di berbagai forum terbuka dengan aksi publishitas tinggi bahkan viral, ini juga menjadi sebuah green design dengan tujuan memanaskan mesin kelompok opisisi mendukung capres Prabowo Subianto pada pilpres 2024.

Dimana Prabowo

‘’Karena itu logis kalau dari sekian banyak hinaan Rocky terhadap Presiden Jokowi dengan segala dampak ikutannya, Prabowo Subianto tidak pernah menunjukkan sikapnya menghentikan perilaku Rocky setidak-tidaknya ikut mengecam perilaku Rocky dari aspek etika kehidupan bernegara yang wajib dijaga kelestariannya,’’ tambah Petrus.

Karena itu, katanya, jika pernyataan Rocky yang tidak beradab bahkan biadab dengan target pada diri tokoh-tokoh pemimpin negara, dengan aksi publishitas tinggi dibiarkan tanpa diberi sanksi hukum dan sosial, lambat laun Rocky akan menjadi penghancur dunia pendidikan budi pekerti generasi muda, dunia pendidikan dan anak-anak didik, sebagai elemen-elemen penting dalam membangun etika kehidupan bernegara,’’ tuturnya.

Sebagai catatan, saat ini ada fenomena di mana sebagian orang dalam pergaulan sehari-hari, mulai terbiasa menirukan diksi atau pilihan kata tidak sopan yang sering diucapkan Rocky. Mereka dengan mudah menirukan kata-kata yang tidak pantas diucapkan Rocky dalam pergaulan sosial, karena dianggap tidak ada yang salah dan melanggar hukum.

Kelompok ini semakin bertambah setidak-tidaknya di kalangan followers Rocky menuju target jangka panjang yaitu sebuah budaya baru yang berbeda dari budaya leluhur bangsa Indonesia.

Di bagian lain penjelasannya disebut, ketika pernyataan Rocky yang bermuatan fitnah menjadi viral, maka yang resisten hanyalah relawan Presiden Jokowi, mayoritas lain mengambil sikap diam dan membiarkan. Ini pertanda sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa ucapan Rocky sebagai hal biasa bahkan benar.

Akan tetapi Masyarakat Adat Dayak di di Kalimantan dan beberapa Ormas lainnya bereaksi mengecam Rocky dengan ritual adat sebagai protes terhadap pernyataan Rocky yang dinilai sebagai telah menyebar berita bohong untuk mengadu domba antar kelompok dalam masyarakat khususnya Dayak dalam mempertahankan IKN.

Anehnya Laporan Masyarakat hanya fokus pada pernyataan Rocky yang bermuatan menghina Presiden Jokowi, sedangkan aspek yang jauh lebih penting dari nama baik Jokowi adalah ancaman terhadap etika kehidupan bernegara yang berpotensi menimbulkan konflik sosial, justru diabaikan oleh Presiden Jokowi, Menko Polhukam dan Kapolri.

Etika Merosot

Padahal persoalan pokok yang dihadapi bangsa ini, bukan soal fitnah Rocky dan kehormatan Jokowi, melainkan persoalan merosotnya etika kehidupan bernegara yang saat ini berada dalam ancaman kepunahan. RG sebagai influencer dengan followers jutaan merupakan lahan empuk menyebar virus rusaknya etika kehidupan bernegara.

Dijelaskan oleh Petrus, segala ucapan Rocky meskipun dengan diksi yang menghina Jokowi, tetetapi muatan utama di balik itu adalah penyebaran berita bohong dan ujaran kebencian yang bersifat mecah belah anak bangsa dengan daya rusak tinggi, itulah yang harus dikejar Polisi tanpa perlu menunggu masyarakat melapor.

Ini jelas merupakan tindak pidana yang dikualifikasi sebagai delik biasa (bukan delik aduan) seperti diatur dalam pasal 14 dan 15 UU No.1 Tahun 1946 dan pasal 27, 28 jo 45 UU ITE.

‘’Karena itu mestinya Polri pro-aktif tidak perlu menunggu Laporan Masyarakat, menindak RG, Polri jangan berlindung di balik delik aduan yang membuat Rocky tidur nyenyak,’’ ujarnya.

Jika Bareskrim Polri atau Kepolisian setempat tidak segera mengambil tindakan kepolisian yaitu penyelidikan dan penyidikan terhadap Rocky, maka cepat atau lambat  Rocky bisa saja dihakimi massa di manapun Rocky berada, akibat kecewa pada sikap Polri.

Alasannya karena, masyarakat sudah muak dengan narasi-narasi dan diksi yang dilontarkan secara tidak bertanggungjawab oleh Rocky, dikhawatirkan akan berdampak menggerus budi pekerti generasi muda yang sudah ditanamkan orang tua dan akan tumbuh budaya baru yang anti sosial, radikal dan intoleran.(sabar)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS