Siapkah HKI Go Internasional ?

Loading

Oleh; Sabar Hutasoit

 

PERHELATAN sinode kerja Huria Kristen Indonesia (HKI) yang akan diselenggarakan di sebuah hotel berkelas di Balige, Toba Sumatera Utara, sudah di ambang pintu. Para peserta sinode-pun seharusnya sudah sejak lama mempersiapkan diri dan segala tetek bengek yang diperlukan untuk kepentingan sinode kerja dimaksud.

Seperti kita ketahui, sinode kerja di gereja HKI berlangsung sekali dalam satu periode kepemimpinan yang kemudian diikuti dengan sinode pemilihan atau yang sering disebut “Sinode Godang”.

Sejatinya, tanpa mengurangi nilai Sinode Godang, nilai sinode kerja inilah sebenarnya yang dapat disebut sebagai yang “terpenting” dari yang lainnya. Kenapa ? Karena pada sinode kerja inilah diletakkan pundasi organisasi untuk menapaki perjalanan ke depan. Bahkan dalam sinode kerja inilah diuji segala materi yang sudah dikerjakan para unsur pimpinan maupun yang belum dan akan dikerjakan.

Artinya, dalam sinode kerja, yang dibutuhkan sebenarnya adalah kehadiran para pemikir-pemikir atau kalangan intelektual HKI yang mampu dan mau mengoreksi segala materi yang sudah dijalankan dan yang belum dijalankan pimpinan.

Artinya, mutu para peserta sinode kerja ini juga seharusnya menjadi salah satu syarat dari panitia untuk dapat mengikuti sinode kerja. Beda dengan Sinode Godang atau sinode pemilihan. Kehadiran peserta di sana kan hanya mengumpulkan suara dan tidak dibutuhkan keterampilan berpikir di sana. Tapi di sinode kerja, seluruh pesertanya harus siap menelaah, menguji dan mencetuskan ide-ide baru yang lebih brilian lagi demi kemajuan HKI yang dalam waktu dekat akan memasuki usia yang tidak muda lagi, 100 tahun.

Melalui sinode kerja kali ini tugas para peserta sinode tidak lagi sekedar menilai dan menguji kinerja unsur pimpinan.  Sinode kerja kali ini seharusnya jauh dari suasana ceremony dan rutinitas dan tak lagi hanya mendengar laporan lalu menerima pertanggungjawaban unsur pimpinan.

Tapi lebih dari situ. Yang lebih urgen lagi adalah bagaimana meletakkan pundasi HKI dalam memasuki usia yang ke-100 tahun itu.

Pikiran Tamasya

Seorang sittua HKI dalam sebuah kebaktian minggu dalam doa syafaatnya menyebut panjang lebar pentingnya sinode kerja kali ini. Dalam penggalan doanya diungkapkan agar Tuhan Yesus tidak membiarkan para peserta sinode kerja datang ke Hotel Labersa di Balige  tanggal 2-5 Juli 2024 hanya untuk kongkou-kongkou atau berlibur menikmati indahnya alam Danau Toba.

Pendoa syafaat itu kembali meminta kepada Tuhan agar peserta sinode yang datang ke sinode kerja benar-benar yang punya talenta dan jauh dari pikiran tamasya.

Ada benarnya juga sih isi doa sittua pendoa syafaat itu demi untuk kepentingan HKI secara nasional dan bukan kepentingan kelompok. Peserta sinode kerja harus bertarung dalam sinode untuk membela kepentingan HKI secara nasional..sekali lagi kepentingan HKI secara nasional !!! bukan kepentingan kelompok loh.

Panitia pelaksana sinode kerja untuk kali ini, juga dituntut lebih professional dalam mengatur lalulintas jalannya persidangan. Semua peserta sinode setahu penulis sama-sama punya hak bicara serta durasi yang sama pula.

Karena apa ? salah satu tips membangun budaya organisasi yang kuat dan sehat adalah menetapkan visi dan misi organisasi secara bersama-sama untuk dikerjakan secara bersama-sama demi mencapai tujuan organisasi secara bersama pula.

Jauhkan intrik dan persekongkolan. Jangan coba-coba pelihara itu karena hanya akan selalu membuahkan hasil yang tidak baik, alias buruk. Alangkah ruginya jika sebuah organisasi sibuk dengan geng masing-masing yang kerjanya saling intip kesalahan, habis waktu berlalu begitu saja, hasilnya hanya untuk saling intip kesalahan antargeng dan hampir tak ada waktu untuk mencari jalan keluar yang terbaik.

Coba bayangkan, jika seluruh talenta dan kemampuan yang ada di tubuh HKI, baik di jemaat, resot, daerah dan kantor pusat bergabung dan bersatu menghimpun kekuatan, lalu secara bersama-sama merancang program indah untuk HKI. Saya rasa, bagi HKI hal itu bukan lagi mimpi. Pertanyaannya ? Maukah HKI melakukan yang terbaik lagi ? Siapkah HKI go internasional ?

Kebutuhan atau Selera ?

Satu hal lagi yang perlu dicetuskan dalam opini ini adalah tentang pemilihan tempat bersinode. Apakah pemilihan tempat bersinode yang sangat berkelas ini sudah sesuai dengan kebutuhan sinode itu sendiri. Atau pemilihan tempat ini hanya karena didorong rasa keinginan atau selera sekelompok orang dan bukan karena kebutuhan ?

Sudahkah ditakar sinergitas antara kebutuhan, kemampuan financial dengan selera? Pasalnya, untuk mencapai tujuan yang indah, tidak selalu harus dibicarakan di tempat yang berkelas apalagi hanya mengharapkan kantong pihak lain ?

Tuhan Yesus mengajar kita agar menggunakan apa yang ada dan bukan menggunakan apa yang harus ada. (Penulis adalah penatua di gereja HKI Immanuel, Galaxy, Bekasi)

 

 

 

 

CATEGORIES
TAGS