Saatnya Pariwisata Berbasis Industri Kreatif

Loading

Untitled

Oleh: Efendy Tambunan

WACANA pembentukan Badan Otorita Pariwisata Danau Toba akan memberikan peluang dan kesempatan kepada pemda dan warga lokal di tujuh kabupaten Kawasan Danau Toba untuk meningkatkan sektor pariwisata.

Saat ini, sektor pariwisata menjadi salah satu sektor prioritas untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja. Pembenahan destinasi wisata tidak hanya berbasis objek alam tetapi juga industri kreatif.

Supaya Industri kreatif tumbuh dan berkelanjutan, industri ini harus berbasis pada sumber daya alam lokal, dapat dukungan penuh pemerintah, tersedianya tenaga terampil lokal dan akses terhadap institusi keuangan.

Untuk meningkatkan jumlah wisatawan, sektor pariwisata mempersyaratkan ketersediaan infastruktur transportasi dan energi. Akses transportasi yang mudah ke destinasi wisata akan menambah daya tarik tempat wisata.

Alvin Toffler (1980) memprediksi bahwa gelombang keempat merupakan gelombang ekonomi kreatif dengan berorientasi pada ide dan gagasan kreatif. Sekalipun industri manufaktur masih memegang peranan penting dewasa ini, tetapi lambat laun, industri kreatif akan menggantikan posisi industri manufaktur. Pada saat ini, wisatawan tidak hanya mengunjungi tempat wisata yang hanya memiliki pesona alam semata tetapi juga mengunjungi tempat wisata berbasis industri kreatif.

Menurut UNESCO ( 2009), untuk mengembangkan kegiatan wisata di daerah tujuan wisata, setidaknya harus memiliki komponen-komponen sebagai berikut:
Obyek/atraksi dan daya tarik wisata
Transportasi dan infrastruktur
Akomodasi (tempat menginap)
Usaha makanan dan minuman
Jasa pendukung lainnya (biro perjalanan, penjualan cindera mata, informasi, jasa pemandu, sarana penukaran uang, internet, dll).

Rura Silindung

Untuk mengembangkan kegiatan wisata di Kawasan Danau Toba, masing-masing kabupaten harus memiliki komponen-komponen tersebut. Penulis memilih tempat wisata di Kabupaten Tapanuli Utara (Rura Silindung) dari tujuh kabupaten di Kawasan Danau Toba berdasarkan survei dan pengalaman penulis di tempat wisata tersebut.

Rura Silindung cocok sebagai tempat wisata karena memiliki sejumlah keunggulan. Pertama, mempunyai 3 objek wisata alam (air soda, air panas alami dan air belerang). Kedua, memiliki produk unggulan berupa makanan dan jajanan khas Kacang Sihobuk. Ketiga, mempunyai industri kreatif berupa kerajinan tangan Kain Tenun Ulos.

Rura Silindung diberkahi objek wisata alam berupa Pemandian Aek Rara (air soda). Dikatakan Air Soda karena airnya membuih seperti soda. Objek wisata lainnya adalah air panas alami dengan temperatur air sekitar 400C. Sedangkan pemandian air panas lainnya berupa air belerang yang juga terdapat di wilayah-wilayah vulkanik.

Selain objek wisata alam, Rura Silindung memiliki produk makanan dan jajanan khas Kacang Sihobuk. Kacang ini terkenal karena rasa gurihnya. Rahasia kegurihannya terletak pada pemilihan bahan baku kacang tanah berkualitas dan teknik pengolahannya. Sayangnya, walau rasanya gurih tapi tampilan kemasan kurang menarik.

Rura Silindung tidak hanya mempunyai objek wisata alam dan makanan khas Kacang Sihobuk, tetapi juga mempunyai industri kreatif kerajinan tangan berupa Kain Ulos. Kain Tenun Ulos khas Batak berbentuk selendang dan menjadi salah satu simbol adat Suku Batak sampai sekarang.

Kain Ulos masih tetap digunakan dalam acara-acara pernikahan, kelahiran dan upacara kematian. Saat ini, ulos sudah dapat dijadikan sebagai bahan pakaian dan cindera mata dengan motif dan warna berdasarkan selera masa kini.

Begitu besarnya arti sebuah Kain Ulos dalam Budaya Batak, karena itu penulis bermaksud melakukan survei bagaimana proses pembuatan Kain Ulos dan masalah-masalah yang dihadapi para Penenun Ulos (Partonun).

Pada Bulan Agustus Tahun 2015 penulis melakukan survei terhadap partonun di Desa Simaung-maung Harambir. Dari hasil survei, jumlah partonun semakin banyak dan motif serta warna Kain Ulos semakin kaya dan beragam. Tetapi sungguh ironis, walaupun permintaan Kain Ulos meningkat, partonun tidak mampu memenuhi permintaan pasar karena keterbatasan dana. Pada umumnya partonun dibiayai oleh pedagang besar Ulos karena mereka belum punya akses terhadap institusi keuangan.

Pemda Taput harus berupaya membantu para partonun supaya mereka mempunyai akses terhadap lembaga keuangan atau memberikan bantuan keuangan berbunga rendah. Selain bantuan keuangan, Pemda Taput juga perlu membuat strategi promosi dan pemasaran seperti menyediakan tempat representatif menjual Kain Ulos dan cindera mata berbahan Kain Ulos. Di tempat ini juga perlu disediakan sejarah Kain Ulos, demonstrasi cara menenun dan belajar menenun Kain Ulos.

Produk industri kreatif dan potensi alam di Kawasan Danau Toba harus dikemas dan di integrasikan dengan baik untuk menambah daya tarik wisatawan. Pemda dan masyarakat lokal harus bersinergi supaya sektor pariwisata mampu berkontribusi optimal untuk meningkatkan kesejahterakan masyarakat lokal. ***

(Penulis: Dosen Teknik Sipil UKI, Alumni ITB dan Uni. Karlsruhe, Pendiri Toba Borneo Institut)

CATEGORIES
TAGS