PNM Makin Serius Mendorong Kemajuan UMKM di Indonesia

Loading

020115-ekbis-2

JAKARTA, (tubasmedia.com) – PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM menutup tahun 2014 dengan melakukan Penawaran Umum ”OBLIGASI BERKELANJUTAN (PUB) I PNM TAHUN 2014 sebanyak-banyaknya Rp.2.000.000.000.000(dua triliun rupiah) pada bulan November 2014. Awalnya, oblugasi ditawarkan sebesar Rp 500 miliar serta telah dibukukan di pertengahan Desember 2014 dengan jumlah penawaran di atas (oversubcribed) dari jumlah yang ditawarkan.

Obligasi ini melengkapi 2 (dua) penerbitan Obligasi sebelumnya dan beberapa produk Pasar Modal lain (termasuk Reksadana BUMN untuk Pembiayaan Mikro) yang PNM manfaatkan untuk pembiayaan langsung kepada Usaha Mikro dan Kecil (UMK). Selain itu, sejak pembiayaan langsung kepada UMK dilaksanakan melalui Unit Layanan Mikro (ULaMM), PNM juga bekerjasama dengan 19 Bank Umum untuk pendanaan pembiayaan melalui ULaMM.
Direktur Utama PNM Parman Nataatmadja, mengatakan penerbitan obligasi terakhir ini merupakan langkah strategis perseroan untuk memperkuat pendanaan dalam bisnis pembiayaan mikro. Apalagi, potensi dan prospek sektor usaha mikro kecil (UMK) di Indonesia masih sangat menjanjikan.

“Besarnya respons pasar terhadap obligasi PNM ini mengindikasikan kuatnya kepercayaan investor dan daya tarik obligasi berbasis sektor usaha mikro dan kecil (UMK). Hal ini wajar karena sektor UMK di Indonesia memiliki potensi besar dan prospek yang kuat. Apalagi, sektor ini terbukti mampu bertahan, bahkan menjadi penyelamat ekonomi negara dari tekanan krisis,” ungkap Parman, Jumat (2/1/15).

Hingga saat ini layanan PNM telah menjangkau 27 provinsi, di 295 kabupaten dan 2.865 kecamatan. Hingga akhir tahun 2014, PNM telah memiliki 716 Kantor Layanan termasuk 588 Kantor Unit Layanan Modal Mikro yang lebih dikenal sebagai ULaMM PNM. “Dengan rencana penambahan jaringan layanan di tahun 2015, PNM akan dapat menjangkau lebih dari 3.000 kecamatan di Indonesia,” imbuh Parman.

Parman melanjutkan, sejak dijalankan transformasi bisnis PNM yang dimulai pada pertengahan 2008, komposisi pembiayaan PNM telah mengalami pergeseran. Bahkan sejak tahun 2014 ini porsi pembiayaan Kredit Program eks kelolaan Bank Indonesia yang semula mendominasi bisnis PNM telah habis, dan digantikan oleh pembiayaan langsung kepada UMK melalui ULaMM PNM.

“Target pembiayaan langsung kepada UMK tahun ini sebesar Rp 3,7 triliun, total pembiayaan (outstanding) yang telah disalurkan hingga November 2014 sebesar Rp 3,668 triliun atau tumbuh sebesar 18% dibandingkan periode yang sama tahun 2013 sebesar Rp 3,109 triliun,” ungkap Parman.

Selain itu, PNM juga tetap menyalurkan pembiayaan kepada Koperasi dan Lembaga Keuangan Mikro/Syariah (LKM/S) lainnya sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, disamping pembiayaan kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) melalui anak usaha PNM Ventura Capital dan PNM Ventura Syariah.

Pembiayaan langsung melalui ULaMM PNM hingga November 2014 telah dapat dimanfaatkan oleh 80.050pelaku UMKM atau meningkat 11,8% dibandingkan posisi November 2013 sebanyak 71.606 pelaku UMKM. “Apabila melihat perkembangan pembiayaan ULaMM saat ini kami optimistis target Rp 3,7 triliun untuk tahun ini akan terlampaui, sehingga akumulasi penyaluran ULaMM dapat mencapai Rp 11,5 triliun” kata Parman.

PNM bermodalkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 300 miliar yang sejak awal pendirian belum ditambah, tetap dapat terus mereaktualisasikan maksud dan tujuan pendiriannya “melaksanakan aktifitas pembiayaan dan jasa manajemen untuk pengembangan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah” (PP RI No. 38 Th 1998).

Untuk penyaluran pembiayaan langsung kepada UMK melalui ULaMM saja, secara akumulasi PNM diprognosakan dapat menyalurkan Rp 11.5 triliun hingga Desember 2014. Untuk itu, guna memperluas aktifitas pemberdayaan PNM dan mengingat masih besarnya jumlah UMK yang belum terlayani oleh lembaga keuangan serta besarnya kebutuhan pendampingan usaha UMK agar dapat berkembang, maka model bisnis pembiayaan terpadu PNM perlu didukung untuk dikembangkan lebih lanjut. Kapasitas kegiatan usaha PNM perlu dikembangkan melalui penambahan penyertaan modal negara yang sudah diusulkan sebesar Rp 1 triliun.

“Tambahan modal ini dapat meningkatkan kemampuan PNM dalam memperoleh sumber-sumber dana komersial dan meningkatkan kapasitas PNM untuk melakukan pembiayaan melalui ULaMM serta pendampingan usaha melalui Program Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU),” tutur Parman.

Dengan penambahan modal sebesar Rp 1 triliun, PNM akan meningkatkan pembiayaan kepada 1,02 juta UMK, yang akan menyerap 2,2 juta tenaga kerja dan memberikan manfaat bagi kesejahteraan 8,9 juta orang. Untuk mencapai hal tersebut maka diperlukan pembangunan 1.200 kantor layanan di 34 provinsi dan mengembangkan 500 Klaster UMK.

Selain itu, UMK yang dibiayai akan semakin meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga mendukung akselerasi program pengurangan kemiskinan oleh pemerintah. Selain aktifitas pembiayaan, kegiatan Jasa Manajemen yang dipadukan PNM dalam rangka pengembangan UMK, akan terus dikembangkan berupa Program Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU).
Program PKU selain berupa Pelatihan dan Pendampingan Usaha, dibagi dalam dua kegiatan utama, yaitu; “Klasterisasi Teritorial” dan “Klasterisasi Sektoral Industri UMK” (One Village One Product – OVOP).

Melalui pengembangan Klaster UMK ini, diharapkan akan menjadi motor percepatan aktifitas ekonomi lokal (daerah). Program klasterisasi diharapkan juga menjadi contoh pemerintah daerah untuk membentuk dan mengembangkan klasterisasi sejenis. Program Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU) sepanjang 2014 (Januari-Desember) telah berhasil melaksanakan total pelatihan bagi UMK sebanyak 331 kali Pelatihan yang melibatkan 15.381 pelaku Usaha Mikro dan Kecil nasabah ULaMM PNM.

Program PKU yang menjadi aktifitas pendamping dari bisnis pembiayaan ULaMM PNM inipun, telah dapat membentuk 15 Klaster Sektoral (Industri) UMK sebagai rumah contoh pembinaan dan pendampingan bagi Klaster Produk Unggulan Lokal (OVOP). Sepanjang tahun 2014 sendiri telah dibentuk sebanyak 5 Klaster Sektoral (Industri) UMK, diantaranya adalah program Klasterisasi Ikan Air Tawar di Waduk Darma, Kuningan dan Klasterisasi Ikan Air Tawar di Desa Hang Tuah, Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar – Riau.

“Aktivitas para pembudidaya ikan air tawar di 2 Klaster tersebut selain mendorong aktifitas ekonomi lokal dan mendukung pengembangan pangan juga memberikan kontribusi positif terhadap kinerja pembiayaan mikro PNM, baik di tingkat lokal maupun nasional,” ungkap Parman. (angga)

CATEGORIES
TAGS