Perbankan Jangan Ragu Danai Industri Perkapalan
Laporan: Redaksi
JAKARTA, (Tubas) – Kalangan perbankan diminta membuka diri untuk membantu pembiayaan reparasi kapal. Perbankan tidak perlu ragu karena bisnis reparasi kapal adalah sangat menjanjikan karena peluangnya sangat besar. Duit yang akan digelontorkan perbankan mendanai servis kapal pasti kembali.
‘’Perbankan tidak perlu takut duitnya hilang, pasti kembali dan ini good bisnis,’’ kata Direktur Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan Kementrian Perindustrian Ir Soerjono MM usai menerima kunjungan Senior Adviser Policy and Steering Unit, Firlandi, Janne Peltola di Jakarta, pekan silam.
Kedatangan Janne Peltola ke Indonesia kata Soerjono untuk menjajaki kemungkinan terjalinnya hubungan Firlandia-Indonesia untuk mengembangkan industri perkapalan. Firlandia memandang di Indonesia sebagai negara kepulauan pantas dikembangkan industri perkapalan.
Kehadiran mereka juga lanjut Soerjono tidak hanya melihat industri maritim tapi juga ingin membangun kapal-kapal wisata yang tingkat keselamatannya sangat tinggi. Firlandia terkenal pembuat kapal wisata yang aman dan nyaman dengan mesin kapal buatan mereka yang sudah masuk kelas dunia.
‘’Jadi kalau ada proyek-proyek di Indonesia untuk bikin kapal, kita minta mereka untuk inves di Indonesia untuk melakukan assembling,’’ katanya.
Selain itu katanya, kita juga akan belajar dari Firlandia mengelola sungai atau danau dan menjadikannya sebagai alat transportasi. Sungai akan kita jadikan sebagai sumber devisa dan tidak hanya sekedar tempat membuang sampah.
Di Firlandia, lanjut Soerjono, sungai dan danau dirawat begitu indah menjadi alat transportasi dan menjadi sarana wisata yang bisa mendatangkan devisa. ‘’Jadi hubungan kita nanti dengan Firlandia akan dapat membuahkan hasiln yang menguntungkan kita, baik pengembangan industri kepal dan juga cara-cara mengelola sungai atau danau,’’ tambahnya.
Di bagian lain keterangannya, Soerjono menyatakan usaha servis kapal di dalam negeri keadaannya sangat memprihatinkan sebab sering terhambat modal memberi suku cadang kapal. Akibatnya, kapal-kapal yang ada di Indonesia kebanyakan servis atau naik dok di luar negeri yang modalnya lebih siap.
Untuk itu kami sarankan agar pihak perbankan membuka dirilah untuk membiaya servis kapal di dalam negeri. Caranya kata Soerjono, perbankan kerjasama dengan pemilik kapal dan perbankan segera mengucurkan dana langsung kepada dok kapal agar perushaan dok kapal bisa membeli semua suku cadang.
Nanti pemilik kapal akan mengembalikan pinjaman itu kepada pihak bank melalui cicilan. ‘’Sekali lagi saya tegaskan industri kapal ini good bisnis. (sabar)