Pengusaha Nekat Keruk Pasir Tanggul Penahan Banjir Lahar

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

MAGELANG, (Tubas) – Bupati Magelang Ir H Singgih Sanyoto menyampaikan, tidak semua endapan lahar Gunung Merapi bisa digali dengan peralatan manual. “Namun dengan menggunakan alat berat, perlu dikaji cermat, agar Pemkab Magelang jangan sampai ditegur oleh Gubernur Jawa Tengah,” tegasnya, pekan lalu.

Ada dugaan keras, sejumlah pengusaha nekat mengeruk pasir yang ditata sebagai tanggul penahan banjir lahar dengan cara memin­dah patok. Kebijakan pemerintah yang bagus tidak berjalan bila tidak ada dukungan dari aparat dan masyarakat. Terlebih isu kemungkinan Kali Lamat dan Kali Blongkeng dilalui banjir lahar pada musim hujan mendatang.

Oleh karena pemerintah hati-hati menentukan kebijakan antisipasi banjir lahar. Semua pihak diimbau berusaha mengurangi risiko akibat bencana tersebut. Asisten I Sekda Kabupaten Magelang, Agung Trijaya SH, mengemukakan, sudah ada draf revisi Peraturan Bupati tentang penanganan erupsi dan banjir lahar. Bencana bisa menjadi manfaat kalau diatur secara arif dan bijaksana.

Sementara itu, di puncak Gunung Merapi masih ada puluhan juta meter kubik material vulkanik yang siap meluncur ke Sungai Pabelan, Kali Senowo, Kali Apu, Kali Putih. Sekitar 90 juta meter kubik endapan material vulkanik yang menempel di lereng  barat dan timur Merapi itu bisa berubah menjadi banjir lahar pada musim hujan.

Banjir lahar bisa dipicu oleh hujan normal antara 10 menit sampai dua jam. Agar bisa mengetahui banjir lahar secara dini, BPPTK memasang sembilan perangkat peringatan dini yang telah dipasang di hulu sungai. Staf Analisis Data BMKG (Badan Meteo­rologi Klimatologi dan Geofisika) Yogyakarta, Mardiyanto, memperkirakan awal musim pada dasarian II bulan ini. Curah hujan masih dalam kategori normal karena tidak terkena dampak dari fenomena global. (tedi. ir)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS