Pengrajin Mendong Kewalahan Layani Permintaan
Laporan: Redaksi
TASIKMALAYA, (Tubas) – Pesanan hasil kerajinan mendong asal Tasikmalaya, sejak beberapa bulan terakhir ini mengalami peningkatan sehingga para perajin mendong Kabupaten Tasikmalaya merasa kewalahan. Pasalnya, para perajin mengalami keterbatasan alat yang mendukung proses pembuatan (produksi) pesanan yang datang dari dalam negeri juga dari luar negeri, seperti Malaysia.
Sahidin (53), perajin kerajinan bahan baku mendong mengatakan mendapatkan pesanan kerajinan dari Malaysia berupa tas dan dompet yang terbuat dari bahan baku mendong. “Baru-baru ini, saya mendapat pesanan tas dan dompet dari Malaysia sebanyak 4.200 buah, terdiri dari tas untuk wanita sebanyak 1.200 buah yang harga jualnya Rp 30 ribu/buah,” ungkapnya.
Sedangkan sisanya, dompet untuk wanita berukuran sedang yang dijual dengan harga Rp 7.500/buah dan ukuran kecil yang harganya Rp 4 ribu/buah. “Mudah-mudahan saja pesanan tersebut bisa selesai sesuai dengan permintaan karena alat pendukung untuk pembuatannya yang terbatas,” katanya.
Dikatakan dengan jumlah mesin sebanyak delapan buah yang dipergunakan untuk menjahit kerajinan tas dan dompet tersebut dengan waktu dua minggu, hanya mampu memproduksi sebanyak 3.360 buah. Kemampuan setiap mesin (setiap orang) hanya bisa memproduksi 30 buah/hari. “Jadi sisanya sebanyak 840 buah harus dikerjakan pada malam hari atau para pekerja lembur,” jelasnya.
Udin berharap, ada bantuan dari pemerintah berupa tambahan alat pendukung untuk proses pembuatan seperti mesin zuki (besar) maupun mesin jahit (kecil) agar bisa memproduksinya lebih banyak lagi.
“Harapannya ada bantuan dari pemerintah karena selain bisa memenuhi pesanan bisa juga merekrut pekerja baru sehingga bisa memberdayakan warga masyarakat agar tidak menganggur,” harapnya. (hakri miko)