Pengamat: Sebaiknya Elite Parpol Sering Bertemu
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Dewan Perwakilan Rakyat kini terbagi dalam dua kubu, yakni Koalisi Merah Putih dan Indonesia Hebat. Kondisi demikian tidak bagus dibiarkan berlarut-larut. Oleh karena itu, harus dicari solusi tepat. Sebaiknya, elite politik atau pimpinan puncak parpol, seperti, Susilo Bambang Yudhoyono, Megawati Soekarnoputri, Aburizal Bakrie, Muhaimin Iskandar, dan Surya Paloh, sesering mungkin bertemu untuk memecahkan masalah demi bangsa dan negara.
Hal itu dikemukakan pengamat komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH), Emrus Sihombing, kepada tubasmedia.com, Jumat (3/10) malam, berkaitan dengan suasana terkini di DPR sejak pelantikan pada 1 Oktober 2014 hingga pemilihan dan pelantikan pimpinan Dewan.
Ia mengatakan, dalam komunikasi politik pengambil keputusan adalah elite parpol bukan anggotanya. Dengan demikian, dinamika di DPR dipengaruhi oleh elite parpol. Jika elite parpol menyatakan berjuang, maka anggota akan memaknainya sebagai harus all out. Sinyal all out itu bisa tidak ada batasnya. Apalagi, biasanya pada rapat internal parpol yang banyak dibahas adalah soal perjuangan. Kurang dibicarakan soal etika pada saat berjuang.
Menurut Emrus, yang juga Direktur EmrusCorner, lembaga yang aktif menyelenggarakan diskusi, dunia perpolitikan kita punya patronisasi. Kepemimpinan sangat menentukan, apalagi anggota diliputi kekhawatiran terkena pergantian antarwaktu (PAW). “Anggota DPR memang dipilih oleh rakyat, tapi PAW adalah wewenang parpol,” katanya.
Pada sisi lain, dia mengingatkan, DPR adalah tempat mengadu ide dan argumentasi. Ruang untuk melaksanakan adu ide dan argumentasi itu mesti diberikan oleh pimpinan. Dengan demikian rakyat dapat melihatnya. “Kalau itu tidak dilaksanakan, maka yang rugi adalah rakyat,” katanya. (ender)