Menperin: Gaikindo Teman “Ngopi” Pemerintah

Loading

Menteri Perindustrian Saleh Husin memberikan pengarahan dan membuka secara resmi Rapat Umum Anggota Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) ke XVIII di Jakarta, 23 Februari 2016. Menperin mendorong industri otomotif nasional untuk melakukan pengembangan kendaraan yang ramah lingkungan, industri komponen dan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi berorientasi ekspor.

PENGARAHAN – Menteri Perindustrian Saleh Husin memberikan pengarahan dan membuka secara resmi Rapat Umum Anggota Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) ke XVIII di Jakarta, 23 Februari 2016. Menperin mendorong industri otomotif nasional untuk melakukan pengembangan kendaraan yang ramah lingkungan, industri komponen dan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi berorientasi ekspor. (tubasmedia.com/istimewa)

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) diakui sebagai mitra strategis pemerintah karena aktif memberikan masukan-masukan konstruktif yang dibutuhkan Pemerintah dalam merumuskan kebijakan serta program pengembangan industri otomotif Tanah Air.

Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan hal itu saat membuka Rapat Umum Anggota (RUA) Gaikindo yang ke XVIII di Jakarta, Selasa (23/2/2016). Dalam acara ini, juga bakal digelar pemilihan Ketua Umum yang akan memimpin Gaikindo pada periode 2016 – 2019.

“Gaikindo telah menjadi lebih dari mitra. Kontribusi dan komunikasi selama ini sangat erat dan bersahabat. Gaikindo sudah menjadi ‘teman ngopi’ pemerintah dalam dialog-dialog mengembangkan industri otomotif,” kata Menperin.

Pemerintah selalu mendorong agar Indonesia menjadi basis industri otomotif berorientasi ekspor, selain sebagai pasar domestik bagi pabrikan kendaraan bermotor.

Beberapa industri global, ujarnya, telah berkomitmen menambah investasi dan ekspansi. Seperti Toyota yang akan menanam modal Rp 5,4 triliun di tahun 2016, Mitsubishi Rp 6 triliun dan SGMW-Wuling asal China yang tengah membangun pabrik dengan investasi mencapai Rp 11 triliun.

Lebih lanjut, Saleh merinci beberapa masukan bagi Ketua Umum dan pengurus baru yang nanti akan terpilih. Pertama, tantangan pengembangan industri otomotif ke depan akan semakin berat, sebagai dampak dari persaingan globalisasi yang semakin ketat dan tidak lagi mengenal batas-batas wilayah.

“Maka peran Asosiasi ke depan akan semakin penting dalam memberikan masukan kepada Pemerintah dalam rangka perumusan kebijakan-kebijakan serta program yang sesuai dengan kebutuhan pelaku usaha industri otomotif sehingga industri ini dapat semakin berkembang mampu memberikan kontribusi yang semakin besar bagi perekonomian nasional,” ulasnya.

Kedua, dalam menghadapi dan mengantisipasi ketatnya persaingan global tersebut, maka peningkatan daya saing melalui penguatan industri komponen dan industri pendukung, penguasaan tenologi, dan peningkatan sumber daya manusia. Hal itu, tegasnya, merupakan kata kunci dan untuk itu mutlak dilakukan serta mendapatkan perhatian serius baik oleh Pemerintah maupun pengusaha itu sendiri.

Ketiga, pengembangan ekspor harus terus dilakukan untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu basis produksi otomotif di dunia.

Beberapa negara tujuan ekspor otomotif Indonesia saat ini seperti Timur Tengah, telah menerapkan standar konsumsi bahan bakar serta standar kualitas dan keamanan produk yang semakin ketat.

Untuk dapat mempertahankan bahkan mengembangkan pangsa pasar di negara tujuan ekspor tersebut, maka Indonesia harus dapat memproduksi mobil global yaitu mobil hemat energi dan ramah lingkungan (energy efficient and environment friendly vehicles), yang memenuhi standar kualitas, keselamatan dan keamanan yang tinggi sesuai dengan kebutuhan pasar.

Keempat, selain tantangan tersebut diatas, di kawasan ASEAN saat ini kita telah memasuki babak baru Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), dimana pergerakan barang dan jasa maupun tenaga kerja sudah semakin bebas sehingga akan berdampak pada semakin ketatnya persaingan. Hal tersebut harus disikapi dan diantisipasi bersama-sama oleh Pemerintah maupun pelaku usaha agar industri dalam negeri tidak tergerus oleh masuknya barang-barang impor secara bebas tersebut.

“Pemerintah mengharapkan Gaikindo untuk bersama-sama dengan Pemerintah merapatkan barisan memperkuat kemampuan industri dalam negeri melalui pengarusutamaan penggunaan dan pemberdayaan industri komponen dalam negeri, peningkatan kemampuan sumber daya manusia, serta secara bertahap melakukan kegiatan R&D dalam negeri,” kata Menteri Saleh.

Pemerintah Indonesia juga, katanya, akan tetap menjaga iklim usaha yang kondusif dan senantiasa memberikan dukungan yang diperlukan, agar para pelaku usaha dapat mengembangkan usahanya dengan baik di Indonesia.

Ketua Umum Gaikindo periode 2013-2016 Sudirman MR mengatakan kapasitas produksi kendaraan bermotor mencapai 2 juta unit. Dia optimistis pembangunan infrastruktur oleh pemerintah dapat mendongkrak penjualan. “Yang mendapat dampak positif pertama adalah kendaraan komersial, lalu yang kedua kendaraan penumpang,” katanya. (ril/sabar)

CATEGORIES
TAGS