Masyarakat Indonesia Cenderung Belanjakan Uangnya Untuk Smartphone
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Credit Suisse kembali bekerjasama dengan perusahaan riset pasar global Nielsen untuk melakukan survei melalui wawancara tatap muka terhadap hampir 16.000 konsumen di sembilan negara, yaitu Brazil, Tiongkok, India, Indonesia, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, dan Turki.
Global Co-Head Securities and Analytics Research Credit Suisse, Stefano Natella memaparkan, di Indonesia, penguatan mata uang rupiah dan kenaikan harga BBM bersubsidi akan berdampak pada daya beli masyarakat.
“Semakin banyak penduduk Indonesia yang mengalami peningkatan pendapatan pada 2014 (40%) dibandingkan dengan 2013 (38%), terutama di kalangan pendapatan menengah dan tinggi,” jelas Stefano, Senin (16/2/15).
Namun, penduduk dengan pendapatan rendah mengalami peningkatan yang lebih rendah karena keputusan pemerintah untuk tidak menaikkan upah minimum pada level yang sama sebagai akibat dampak base effect (dampak inflasi).
Sama halnya dengan negara-negara lain dengan PDB rendah, pangan masih mengambil persentase terbesar pendapatan bulanan masyarakat Indonesia, meski secara proporsi angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan survei sebelumnya.
Inflasi makanan dan minuman berada di level moderat sejak 2013 karena kebanyakan dari konsumen (71% berbanding 66% pada survei sebelumnya) menyaksikan kenaikan harga pangan dan minuman dasar di bawah 7%, yang berarti di bawah kenaikan upah yang akan dinikmati banyak orang.
Belanja terbesar kedua adalah untuk layanan publik dan perumahan, yang kemungkinan besar disebabkan oleh kenaikan tarif dasar listrik dan harga rumah. “Survei 2015 menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia lebih cenderung membelanjakan uangnya untuk smartphone, akses Internet, properti, sepeda motor, dan telepon selular dibandingkan dengan peningkatan jumlah belanja tahun sebelumnya untuk akses Internet, produk susu, minuman berkarbonasi, TV dan smartphone,” jelas Stefano.
Masyarakat Indonesia tetap berhati-hati dengan rencana belanja jangka pendek, dan menempati peringkat keempat dalam hal “saatnya untuk belanja besar” yang dapat mencerminkan lingkungan makro secara umum. (angga)