Luhut: Staf Tidak Pernah Membuat Keputusan Atau Eksekusi

Loading

20140521193749501

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Kepala Staf Kepresidenan Luhut B. Panjaitan bicara secara terbuka mengenai lembaga yang dipimpinnya, seusai melantik 4 deputi dan 2 staf khusus di gedung Kemensetneg, Jakarta, Kamis (2/4/2015).

Luhut mengibaratkan posisi Kantor Staf Kepresidenan sebagai leher yang tidak punya muka, dan tidak punya kepala. Jadi, hanya bisa membantu muka dan kepala supaya bisa bertahan dengan baik.

Dalam acara yang dipandu Atmadji Sumarkidjo itu Luhut berkata: “Jadi dalam proses pengambilan keputusan kami jadi staf. Staf itu tidak pernah membuat keputusan atau eksekusi. Jadi, kalau ada ketakutan seperti itu tidak benar. Bapak Presiden memiliki staf yang tangguh untuk membuat suatu keputusan.”

Sebagaimana dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, Kamis sore, Luhut memuji para deputi dan staf khusus yang baru dilantiknya sebagai orang yang sangat kapabel dalam bidang masing-masing. Ada ahli ekonomi yang sampai sekarang menjadi profesor di Universitas Mancheeter, Inggris. Ada yang pernah bekerja di Uni Eropa, ada juga lulusan cum laude dari Universitas Texas yang pernah bekerja di Gedung Putih.

Ada lulusan ITB yang pernah bekerja di Danareksa. Ada juga anggota Tim Sukses Joko Widodo. Ada senior yang paham sejarah dan masalah perundang-undangan dan dan jurnalis senior yang sangat mengerti seluk-beluk TNI, di samping juga ada jenderal yang pernah bertugas di Timtim, Aceh, dan Papua.

Kepala Staf Presiden itu meminta tidak usah mempersoalkan masalah eksekusi. Karena tim yang dipimpinnya, memang tidak akan pernah membuat eksekusi. ”Sederhana saja, jumlah kami hanya 70 orang, hari ini jumlah kami baru 15. Jadi, bisa Anda bayangkan bagaimana kami mengeksekusi,” kata Luhut seraya menyebutkan, timnya hanya akan memberikan advice secara terukur, secara jernih dan tajam karena tanggung jawab kepada Republik.

Luhut menegaskan, dengan kematangannya sebagai seorang perwira dan prajurit dan juga pernah menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan, di samping pernah jadi pengusaha, selaku Kepala Staf Presiden dia tahu persis batas gerak maju.

“Saya tahu persis rambu-rambu permainan itu. Jadi, tidak perlu khawatir mengenai hal ini,” tegasnya.
Mengenai pekerjaan Kantor Staf Kepresidenan, Luhut menjelaskan, pihaknya terus memberikan laporan atau memo kepada Presiden dua kali dalam satu minggu. Memo itu dikirim sesuai permintaan presiden atau sesuai perkembangan di lapangan, apakah itu bidang ekonomi, polhukam, atau masalah kegiatan lainnya.

“Itu sudah kami jalankan, dan sampai hari ini, presiden puas dengan masukan itu karena digodok oleh tim yang profesional, yang hanya berpikir apa yang terbaik buat negeri ini. Saya ulangi, kami hanya berpikir untuk yang terbaik buat Negeri Republik Indonesia tercinta,” ucap Luhut.

Ditegaskan, sebagai seorang perwira, dia sudah pada titik kepentingan pengabdian yang tertinggi. “Jadi, tidak ada kepentingan saya lain lagi, kepentingan politik tidak ada. Jadi tidak usah ada yang khawatir mengenai itu tadi,” tegasnya.
Dikatakan, dia atau tim yang dipimpinnya loyal kepada Presiden RI. Loyalitas itu tegak lurus, yang tidak bisa ditawar, kecuali Presiden melanggar konstitusi. (ril/ender)

CATEGORIES
TAGS