Kenaikan BBM Cekik Masyarakat Bawah

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

ilustrasi

SEMARANG, (TubasMedia.Com) – Rencana pemerintah menaikkan harga BBM disambut negatif masyarakat kecil di Jawa Tengah. Mereka mengeluhkan kenaikkan harga bahan kebutuhan pokok dan ongkos angkutan yang menyertai kenaikkan harga jual bensin dan solar.

“Aduh mas, harga-harga di pasar sudah mulai merangkak naik, apalagi nanti harga BBM jadi dinaikkan, berat mas rasanya menghadapi hidup ini”, kata Ny. Suyatmi saat ditemui tubasmedia.com di Pasar Bulu Semarang, Minggu.

Sopir angkot jurusan Mangkang – Johar juga mengeluh. “Saat ini untuk menutup setoran saja sudah harus kerja keras, apalagi nanti setelah harga BBM naik, jumlah penumpang akan semakin menurun. Saya perkirakan para penumpang angkot akan mencari jalan ke luar untuk mengirit ongkos dengan cara kredit sepeda motor, seperti kejadian kenaikan harga BBM tahun-tahun lalu” katanya.

Pengamat sosial Bambang Supriyono menilai kenaikkan harga BBM bukan jalan terakhir untuk mengurangi beban APBN. Pemerintah perlu melakukan penghematan penggunaan BBM yang selama ini dianggap sebagai pemborosan yang menggeronggoti anggaran keuangan negara.

Caranya? Pertama, mobil dinas para pejabat tidak dibawa pulang alias dikandangkan di pol.

Ada indikasi mobil dinas pejabat dibawa pulang, kemudian digunakan istri atau anggoa keluarga un tuk kegiatan pribadi”. Kedua, mobil dinas memakai BBM premium, bukan Pertamax atau Premix yang harganya mampu mengurangi beban ABPN secara nasional.

Tasikmalaya

Sementara dari Tasikmalaya dilaporkan bahwa harga beberapa jenis komoditi menjelang kenaikan harga BBM pada 17 Juni naik. Kenaikan harga itu terutama untuk sayur-mayur, seperti tomat, yang semua dijual Rp 3.500/kg menjadi Rp 6.000. Begitu pula harga jual komoditi hasil pertanian dan perkebunan yang dipasarkan di Pasar Induk Cikurubuk Kota Tasikmalaya, mulai mengalami kenaikan.

Harga ketimun yang semua dijual Rp 700/kg menjadi Rp 2.500. Harga bumbu kering ikut-ikutan naik, di antaranya buah kemiri yang semula dijual Rp 26 ribu/kg menjadi Rp 28 ribu. Harga bawang merah lokal, semula Rp 20 ribu/kg sekarang Rp 30 ribu. Saat ini, tidak ada lagi pasokan bawang merah impor.

Ogie (30), salah seorang pedagang di Pasar Tasikmalaya, mengatakan, harga kebutuhan yang kembali naik, di antaranya, beras IR KW 1 tadinya Rp 8.500 menjadi Rp 9.000/kg, telur ayam ras menjadi Rp 25.000/kg dan daging ayam broiler Rp 30.000/kg.

Garut

Dermikian juga di Garut. Menjelang kenaikan harga bahan bakar minyak, harga beberapa komoditas di Kabupaten Garut meningkat hingga 100 persen. Neneng, pedagang sayuran di daerah pasar Ciawitali, Guntur, Garut, belum lama ini kepada tubasmedia.com mengaku, harga cabai gepeng yang semula Rp 12 ribu kini menjadi Rp 35 ribu/kg, disusul cabai keriting merah semula harganya Rp 14 ribu menjadi Rp 26 ribu/kg. Harga cabai merah juga melejit tajam. Kini harga cabai merah mencapai Rp 30 ribu/kg, sebelumnya Rp 15 ribu/kg.

Kenaikan harga tersebut, menurut Neneng, selain dipicu dengan rencana kenaikan harga BBM juga diperparah oleh kondisi cuaca buruk sehingga banyak petani yang gagal panen. Bukan hanya itu, apabila dipastikan harga BBM naik dikhawatirkan harga kebutuhan pokok lainnya pun meroket naik. Bahkan, yang paling mencolok, kata Neneng, kenaikan harga jengkol dan petai yang melonjak tajam, terutama harga jengkol semula Rp 8 ribu/kg yang mencapai Rp 40-50 ribu per kg.

Menurut Neneng, rencana kenaikan harga BBM itu memengaruhi kenaikan harga sayuran dan bahan pokok lainnya. Pembeli membeli dengan volume banyak sampai-sampai memborong cabai meski harganya meningkat dua kali lipat. Yang sangat dikhawatirkan, para pedagang akan kewalahan lantaran menyiapkan modal untuk membeli stok bahan yang sulit ditambah dengan harga dua kali lipat, sedangkan persediaan sayur-mayur di Jawa Barat habis. Neneng berharap, pemerintah segera turun tangan menstabilkan harga. (yon/hakri/deni)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS