Kekerasan Seksual di Lingkungan Pendidikan

Loading

Oleh: Aisyah Tri Wardaniah

PELECEHAN dan kekerasan seksual yang dilakukan semua pihak tidak hanya terjadi di daerah rawan, tetapi juga sering terjadi di lembaga pendidikan yang menuntut nilai kemanusiaan dan kesopanan.

Tidak jarang kekerasan fisik disertai kekerasan seksual. Apabila sang korban tidak mau mengikuti ajakan pelaku, seringkali terjadi pemukulan yang disertai ancaman kepada korban.

Kekerasan seksual bukanlah permasalahan baru. Tetapi sudah berlangsung sejak lama dan mewabah. Kekerasan seksual di lingkungan pendidikan bukan hanya dalam bentuk interaksi tetapi juga pada bentuk penghinaan, melecehkan secara verbal, non fisik, fisik atau melalui teknologi dan komunikasi, permasalahan ini sudah banyak dijadikan flm.

Bentuk kekerasan seksual memiliki banyak macam tindakan yang berbentuk paksaan secara fisik untuk memaksa seseorang terlibat dalam kegiatan seksual tanpa izin atau keinginan korban.

Sedikitnya 77% guru mengaku ada kekerasan seksual di sekolah dan 63% persen diantaranya memilih untuk tidak melaporkan tindak kekerasan seksual yang mereka ketahui.

Kasus pelecehan di lembaga pendidikan ini marak terjadi, namun hanya segelintir korban yang berani untuk speak up mengenai kejadian tersebut. Padahal kekerasan seksual di kampus adalah isu serius yang sering kali diabaikan atau ditutupi.

Fenomena ini mencakup berbagai tindakan tidak pantas, mulai dari pelecehan verbal hingga serangan fisik yang terjadi di lingkungan pendidikan.

Kurang Serius

Opini tentang kekerasan seksual di kampus cenderung beragam, tetapi secara umum mencerminkan keprihatinan mendalam terhadap budaya permisif dan kurangnya upaya serius untuk menangani masalah ini.

Kekerasam seksual pada saat ini sangat melekat pesat pada lingkungan pendidikan dan kekerasan seksual dapat terjadi pada murid maupun guru bahkan siswa sesama siswa bentuk kekerasan seksual tidak hanya terjadi pada interaksi langsung, tetapi dengan adanya perkembangan teknologi, banyak sekali kasus kekerasan seksual terjadi melalui platform digital.

Misalnya pengiriman gambar, foto, audio dan video yang tidak senonoh tanpa persetujuan serta menyebarkan informasi terkait tubuh atau pribadi

Kasus pelecahan seksual dari tahun ke tahun meningkat. Kasus ini bukan hanya dialami oleh orang dewasa tetapi juga terjadi pada anak-anak. Kasus ini sudah tidak boleh ditoleransikan anak-anak yang seharusnya dituntut untuk menuntu ilmu di lingkup pendidikan tetapi sudah mengalami pelecehan seksual. Hal ini dapat menimbukan beberapa dampak trauma pada anak-anak.

Berdasarkan data dari 15 kasus tersebut, mayoritas kekerasan terjadi di jenjang pendidikan SMP/MTs (40%), disusul SD/MI (33,33%), SMA (13,33%) dan SMK ( 13,33%).

Kasus pelecehan seksual tidak hanya terjadi pada perempuan tapi juga terjadi pada laki-laki. Data yang ditemukan pelecehan seksual banyak yang berdominan pada perempuan akan tetapi kita lihat pada era sekarang  laki-laki juga menjadi korban dari kekerasan seksual.

Pelecehan seksual dapat dilakukan oleh banyak pihak dan para lembaga bahkan pelecehan seksual sudah terjadi pada lembaga pendidikan. Di sekolah sekarang banyak sekali kasus-kasus pelecahan seksual yang terjadi dimana dilakukan oleh siswa maupun guru sendiri.

Pada era sekarang kasus-kasus pelecehan seksual sudah sangat beredar di kalangan masyarakat maupun di lembaga pendidikan yang dimana lingkup pendidikan yang seharusnya menjadi tempat untuk menuntut ilmu dengan nyaman tetapi sudah terjadinya beberapa kasus pelecehan seksual hal-hal seperti ini sudah di anggap wajar. Kenapa demikian ? Karena kurangnya ketegasan dan keamanan pada lembaga pendidikan.

Kasus pelecehan seksual tidak akan ada habisnya tetapi kita bisa menghindarinya dengan berbagai cara.

Cara menghindari terjadinya pelecehan seksual itu dengan cara menciptakan lingkungan pendidikan dengan keamanan  yang efektif. Pihak pendidikan memberikan ketegasan  dan memberikan fasilitas yang sangat akurat, karena kasus pelecehan seksual sudah tidak boleh diberikan toleransi. (Penulis adalah mahasiswa Universitas Islam Malang)

 

CATEGORIES
TAGS