KA Trans Sulawesi

Loading

Oleh: Enderson Tambunan

ilustrasi

BERTEPATAN dengan 150 tahun usia perkeretapian di Indonesia, pemerintah mulai membangun Kereta Api Trans Sulawesi. Peresmian dimulainya proyek perkeretaapian di luar Pulau Jawa itu, yang nantinya akan menghubungkan enam provinsi di Pulau Sulawesi, digelar Selasa (12/8), di Desa Siawung, Kecamatan Barru, Kabupaten Baru. Program pertama, berupa pembangunan jaringan KA Makassar – Pare-pare, sepanjang sekitar 145 km.

Ketika itu, Menteri Koordinator Perekonomian, Chairul Tanjung, mengemukakan, pembangunan KA Trans Sulawesi adalah bagian dari Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Tujuan MP3EI adalah agar seluruh wilayah di Tanah Air bisa maju bersama. Selama ini, ada ketidakseimbangan pembangunan yang terkonsentrasi di pulau atau provinsi tertentu saja. Begitu dikemukakan Chairul Tanjung.

Dimulainya pembangunan KA Trans Sulwesi menjadi lebih menarik, mengingat beberapa waktu lalu sudah dimulai pembangunan KA Sumatera, yang nantinya menghubungkan Lampung dengan Aceh. Jauh sebelumnya, kita pun menyuarakan betapa kurangnya infrastruktur, termasuk jaringan transportasi, di negara kita, yang berakibat terhambatnya aktivitas yang mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Maka, pembangunan KA, baik di Sumatera maupun Sulawesi, hendaknya kita lihat sebagai langkah terobosan dalam melengkapi infrastuktur.

Apa yang hendak kita sampaikan lewat forum ini adalah agar kita melihat pembangunan jaringan KA di luar Pulau Jawa sebagai program penting, yang harus disukseskan. Masih tersedianya lahan di Sulawesi, memungkinkan jaringan KA tersebut nanti akan lebih baik dari yang sudah kita miliki sejak 150 tahun lalu, baik di Pulau Jawa maupun Sumatera. Kita mencatat pernyataan Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Hermanto Dwiatmoko, yang menyebutkan keunggulan KA Trans Sulawesi, karena didesain untuk dapat dilayani KA dengan kecepatan hingga 200 km per jam. Bandingkan dengan kondisi rel di Pulau Jawa, yang dilayani KA dengan kecepatan maksimal 120 km per jam.

Bertitik tolak dari itu, kita mengharapkan desain jaringan KA Trans Sulawesi benar-benar lebih unggul dari pendahulunya, baik yang terpusat di Pulau Jawa maupun Sumatera. KA Trans Sulawesi ini hendaknya pula didukung oleh transportasi jalan raya yang memadai, yang mampu memasok lebih banyak penumpang orang dan barang ke kereta api. Semua pemangku kepentingan tentu berharap pengadaan transportasi KA akan menjadi solusi utama untuk mengatasi konektivitas yang belum memadai.

Dengan dimulainya pembangunan KA Trans Sulawesi, kita berharap para pemerintah daerah berlomba-lomba untuk mengembangkan potensi daerahnya, dan kemudian produk-produk unggulan itu dapat segera diangkut ke pasar, baik antarkota maupun antarpulau, melalu jasa perkeretaapian. Apalagi dalam desainnya, KA Trans Sulawesi dirancang untuk menghubungkan enam provinsi di wilayah Sulawesi Selatan. Maka, kita berharap proyek KA Trans terus dikawal agar dapat selesai pada waktunya. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS