Industri Alas Kaki Agresif Ekspansi Bangun Pabrik
MENYIMAK – Menteri Perindustrian Saleh Husin menyimak penjelasan Vice President PT KMK Global Sports Erry Sunarli tentang produksi salah satu varian sepatu ketika mengunjungi pabrik perusahaan tersebut di Tangerang, Banten, Kamis 21 Juli 2016. Kemenperin mengapresiasi aktivitas produksi dan ekspansi industri alas kaki sehingga turut memeratakan penyebaran industri dan menyerap tenaga kerja.-tubasmedia.com/ist
TANGERANG, (tubasmedia.com) – Industri alas kaki dan kulit nasional merupakan salah satu sektor yang terus memberikan kontribusi cukup signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional melalui peningkatan ekspor dan penyerapan tenaga kerja massal.
Kementerian Perindustrian juga telah menetapkan industri alas kaki nasional sebagai industri prioritas yang akan terus didorong pengembangannya.
Hal itu dikatakan Menteri Perindustrian Saleh Husin ketika mengunjungi PT KMK Global Sports di Kawasan Industri Cikupamas, Tangerang, Banten, Kamis (21/7/2016).
“Kita juga mengapresiasi pelaku industri alas kaki yang terus melakukan ekspansi usaha sehingga membuka lapangan kerja baru dan turut berkontribusi pada penyebaran industri ke daerah,” katanya.
Guna memberikan dukungan terhadap pengembangan dan peningkatan daya saing industri alas kaki nasional, pemerintah telah dan akan memberikan berbagai program dan kebijakan strategis. Antara lain dengan mengusulkan untuk melarang ekspor kulit mentah, memfasilitasi pendirian Raw Material Center alas kaki di Jawa Timur, memberikan fasilitas pembiayaan ekspor melalui Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dan pengusulan kebijakan insentif energi bagi industri yang orientasi ekspor.
PT KMK Global Sports sendiri memproduksi beberapa sepatu merek seperti Nike, Converse, dan Hunter. Realisasi produksi sepatu olah raga mencapai 15,6 juta pasang per tahun sedangkan sandal olah raga hampir 2 juta pasang saban tahun.
Sebanyak 98 persen produknya dikapalkan ke pasar ekspor dengan negara tujuan, antara lain AS, Amerika Selatan, Eropa, Jepang, China, Taiwan, Australia, dan Kanada serta sisanya diserap pasar domestik.
Perseroan mencatat nilai penjualan ekspor pada 2011 sebesar Rp 1,63 triliun, tahun 2012 Rp 1,95 triliun dan pada 2013 berhasil menembus Rp 2,26 triliun. Tahun 2016, total penjualan KMK diproyeksikan menjadi Rp 2,47 triliun.
“Kami juga membangun pabrik baru di Salatiga dan Temanggung, Jawa Tengah. Nilai investasinya mencapai USD 50 juta hingga USD 100 juta dengan perkiraan serapan tenaga kerja 3000 orang,” kata Vice President KMK Global Sports Erry Sunarli. Jumlah karyawan perseroan saat ini mencapai 16 ribu orang.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki, dan Aneka Ditjen Industri Kimia Tekstil dan Aneka (IKTA) Kemenperin Muhdori menerangkan, pengembangan industri alas kaki dilakukan juga dengan meningkatkan promosi industri alas kaki customized secara eksklusif pada forum resmi nasional dan internasional untuk memunculkan industri kelas dunia.
Selain itu, melaksanakan harmonisasi sistem perpajakan keluaran dan pajak masukan dikaitkan dengan jangka waktu restitusi, serta pengembangan branding shoes nasional.
“Kita juga melakukan upaya pengendalian impor dan pengamanan pasar dalam negeri, di antaranya yaitu melalui kebijakan non-tariff seperti penerapan SNI Wajib, P3DN, dan pengaturan tata niaga untuk impor produk barang tertentu,” paparnya. (sabar)