IKM Alat Perkakas Pertanian Siap Penuhi Kebutuhan Dalam Negeri

Loading

BERJABAT TANGAN – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto didampingi Dirjen Industri Kecil dan Menengah Gati Wibawaningsih berjabat tangan bersama dengan Direktur Utama PT. Sarinah (Persero) GNP Sugiarta Yasa, Direktur Utama PT. Boma Bisma Indra (Persero) Rahman Sadikin, Direktur Utama PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk Sukandar, serta Direktur Utama PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) Agus Andiyani usai melakukan jumpa pers dengan media cetak dan elektronik di Jakarta, Kamis. –tubasmedia.com/ist

 

 

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Industri kecil dan menengah (IKM) sektor alat perkakas pertanian non mekanik siap memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada produk impor. Komitmen ini merupakan salah satu langkah nyata untuk memperkuat struktur industri nasional.

“Alat perkakas pertanian non mekanik yang akan ditingkatkan produksinya, antara lain cangkul, sekop, mata garu, egrek dan dodos,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada acara penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Direktorat Jenderal IKM Kementerian Perindustrian dengan  PT. Krakatau Steel, PT. Boma Bisma Indra, PT. Sarinah dan PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia tentang pemenuhan kebutuhan bahan baku untuk pembuatan alat perkakas pertanian non mekanik di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Kamis (5/1).

Menurut Airlangga, langkah strategis ini merupakan wujud pelaksanaan dari arahan Presiden Joko Widodo yang memfokuskan pada pemerataan di tahun 2017.

“Pemerataan tersebut salah satunya adalah memberikan prioritas kepada IKM,” ujarnya.

Dalam hal ini, lanjutnya, BUMN telah merespons untuk menyediakan bahan baku bagi IKM khususnya sektor alat perkakas pertanian non mekanik.

“Selama ini, tantangan yang dihadapi IKM adalah bahan baku, permodalan, kredit dan akses pasar. Melalui MoU ini, perusahaan-perusahaan BUMN berfungsi menyediakan bahan baku serta menjualnya, sehingga menjadi supply chain yang lengkap,” tegas Airlangga.

Menperin menjelaskan, alat perkakas pertanian non mekanik tersebut akan diproduksi oleh IKM yang tersebar dari Sabang sampai Merauke dengan jumlah 12.609 unit usaha.

“Sentra yang cukup besar terdapat di provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara dan Sumatera Selatan. Untuk kapasitas produksi cangkul dalam negeri mampu mencapai 14 juta unit per tahun,” ungkapnya.

Airlangga menambahkan, nantinya PT. Krakatau Steel akan memproduksi bahan baku medium carbon steel berbentuk lembaran sesuai kebutuhan industri yang kemudian akan dilakukan proses lanjutan oleh PT. Boma Bisma Indra sehingga menjadi barang setengah jadi, maksimal sampai dengan 75 persen.

“Barang setengah jadi tersebut akan didistribusikan ke PT. Sarinah dan PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia. Untuk produsen cangkul yang berskala besar maupun kecil dan menengah, mereka akan mengolah barang setengah jadi tersebut menjadi alat perkakas pertanian,” papar Airlangga.

Dengan skema ini diharapkan produksi cangkul dalam negeri mampu memenuhi kebutuhan cangkul di pasar domestik sebesar 10 juta unit per tahun. (ril/sabar)

 

TAGS