Hasto Kristiyanto : Ada Agen Politik Tersembunyi

Loading

Hasto-Kristiyanto
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Plt Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto berang. Ada apa ? Calon kuat Sekjen dalam kongres IV PDI Perjuangan di Bali itu kecewa berat dengan hasil survei Pol-Tracking yang dipublikasikan, baru-baru ini.

Hasto menuding ada agenda politik tersembunyi yang disampaikan melalui survei Pol-Tracking. Lembaga survei itu telah yang menjalankan agenda politik dengan melupakan realitas dan suasana kebatinan di tubuh PDI Perjuangan.
Survei tersebut menyimpulkan tiga orang keturunan Presiden Soekarno menjadi figur yang paling tidak direkomendasikan untuk memimpin PDI Perjuangan di masa depan. Presiden Joko Widodo paling dijagokan menjadi ketua umum partai berlambang banteng tersebut.

Dalam survei itu, Pol-Tracking menilai 9 kader PDI-P, yakni Joko Widodo, Pramono Anung, Ganjar Pranowo, Tjahjo Kumolo, Maruarar Sirait, Hasto Kristianto, Megawati Soekarnoputri, Prananda Prabowo, dan Puan Maharani.
Ada 10 aspek yang dinilai dari masing-masing tokoh, yakni kompentensi dan kapabilitas, visi dan gagasan, kemampuan memimpin partai, pengalaman dan prestasi memimpin, komunikasi di tingkat elite, kemampuan memimpin pemerintahan, penerimaan oleh publik, komunikasi publik, serta kemampuan memimpin koalisi.

“Tiga elite trah Soekarno berada di urutan paling bawah,” kata Direktur Eksekutif Pol-Tracking Hanta Yudha di, Jakarta, Minggu (22/3/2015). Para pakar menilai trah Soekarno yakni Puan, Prananda, dan Megawati, sebagai figur elite partai yang paling tidak direkomendasikan memimpin PDI-P. Resistensi terhadap Puan paling besar, yakni 25,04 persen, sementara Prananda 17,64 persen, dan Megawati 16,91 persen.

“Para pakar atau opinion leaders menilai sebaiknya PDI-P menggunakan nalar politik demokrasi berbasis meritokrasi dalam sirkulasi kepemimpinan partai,” ujar Hanta.Adapun figur yang paling direkomendasikan adalah Jokowi dengan angka rekomendasi sebesar 29,35 persen, lalu Pramono Anung (28,73 persen), dan Ganjar Pranowo (19,85 persen).

Menurut Hasto, hasil survei itu menafikkan sosok Bung Karno yang menjadi nafas utama dalam tubuh PDI Perjuangan.”Mereka yang menyederhanakan survei kepemimpinan PDI-P dengan mempersoalkan kepemimpinan trah Soekarno tidak menyadari bahwa Bung Karno memang hidup dalam kepemimpinan dan urat nadi PDI-P,” kata Hasto dalam keterangan keterangannya kepada wartawan. Senin (23/3/2015).

Hasto menegaskan, mayoritas kader dan simpatisan bergabung bersama PDI- Perjuangan karena ada kesamaan dan ingin menyatukan diri dengan ide, gagasan, perjuangan, dan cita-cita Bung Karno. “Semangat itu masih terjaga di internal PDI-P hingga saat ini” tegasnya.

Hasto menyebutkan, salah satu bukti hidupnya “ruh” Bung Karno adalah perjuangan Megawati Soekarnoputri saat melawan tekanan rezim Orde Baru. Menurut Hasto, sikap Megawati keyakinan politik yang berasal didikan Bung Karno untuk membuka suara rakyat yang tersumbat kekuasaan. “Ide, jiwa, dan gagasan Bung Karno bahkan tidak pernah mati karena menyatu dengan kondisi aktual bangsa,” ujarnya (siswoyo)

CATEGORIES
TAGS